Translate

Jumat, 05 Oktober 2018

Gadget.

Teknologi itu diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Contohnya, Laptop digunakan sebagai alat bantu membabarkan ajaran agama, alat bantu khotbah dan lain-lain. Jadi Laptop atau Gadget itu tidak apa-apa digunakan sebagi alat bantu ibadah dan lain sebagainya. Kitab suci bisa di unduh dari internet & dimasukkan ke Smartphone atau Laptop. Banyak juga pemimpin agama yang menulis buku yang sumbernya kitab suci, untuk memudahkan umat memahami ajaran yang terkandung di dalam kitab sucinya. Jadi menurut saya tidak apa-apa memanfaatkan kemajuan teknologi untuk keperluan agama, yang tujuan akhirnya supaya umat bisa mempraktekkan ajaran agamanya di kehidupannya sehari-hari sesuai dengan ajaran kitab sucinya. Yang penting kitab suci itu tetap ada, tidak hilang. Yang penting umat beragama bisa memahami ajaran kitab sucinya dengan benar, dan yang lebih penting lagi adalah bisa mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-harinya dengan benar pula, tidak serakah dengan segala turunannya, tidak membenci dengan segala turunannya & tidak dungu dengan segala turunannya, bukan sehari-hari memeluk erat-erat kitab suci tapi kurang memahami isi yang tertulis di dalamnya.

Praktek Agama.

Agama itu diciptakan guna menata diri & menata kaum sendiri, bukan kaum yang lain. Agama itu nyatanya sangat sensitif. Kenapa? Karena ada agama yang lain, yang berbeda, meskipun tujuan pokoknya sama, yaitu untuk kebaikan / keselamatan diri, kebaikan sesama & kebaikan / keselamatan lingkungan alam sekitar. Jadi jelaslah bahwa mempraktekkan ajaran agama itu tidak boleh mengganggu ketentraman umum, mengganggu / menyinggung perasaan umat lain, yang mana menata diri bukan menata umat lain. Mempraktekkan ajaran agama itu hendaknya selaras dengan aturan hukum, aturan tatakrama, aturan budi pekerti, sopan, santun & tidak menebar kebencian. Sudahkah kita menyadari itu semua secara mendalam & melaksanakannya?? 

Senin, 01 Oktober 2018

Alam setan.


Sebelum menjelaskan tentang alam setan maka ada baiknya saya uraikan terlebih dahulu secara singkat tentang Kammabhumi, Apayabhumi atau 4 alam kemerosotan dan kammasugatibhumi.
Kammabhumi adalah alam kehidupan dimana makhluk-makhluk yang ada di dalamnya adalah makhluk-makhluk yang sangat terikat dengan pancaindera, selalu ingin memuaskan nafsu-nafsu inderawinya. Kammabhumi terdiri dari Apayabhumi dan Kammasugatibhumi.
Apayabhumi atau 4 alam kemerosotan adalah alam kehidupan yang menyedihkan, makhluk-makhluknya mengalami penderitaan. Alam terbaik dari 4 alam ini adalah alam binatang.
Kammasugatibhumi adalah alam kehidupan dimana makhluk-makhluk yang ada di dalamnya menikmati kesenangan inderawi, kecuali di alam manusia atau Manusabhumi dimana penghuninya yaitu manusia bisa menikmati kesenangan-kesenangan inderawi maupun didera penderitaan, hal ini sangat tergantung dari karmanya masing-masing dan bagaimana cara manusia bisa me manage keinginan atau me manage nafsu-nafsu inderawinya.

Alam Setan merupakan salah satu dari 4 alam kemerosotan tersebut diatas, atau merupakan salah satu dari 4 alam yang tergolong dalam Apayabhumi.
Yang masuk dalam kategori alam kemerosotan atau Apayabhumi adalah :
1) Alam Neraka (Niraya-bhumi),
2) Alam Setan (Peta-bhumi),
3) Alam Raksasa (Asurakaya-bhumi), dan
4) Alam Binatang (Tiracchana-bhumi),

Sekarang akan saya uraikan tentang Alam Setan.
Alam Setan atau alam 'Peta', dimana kata ‘peta’ terbentuk atas dua kosakata, yaitu 'pa' yang berarti 'ke depan’, ‘menyeluruh', dan 'ita' yang berarti 'telah pergi’, ‘telah meninggal'. Artinya adalah Peta itu berasal dari manusia yang sudah meninggal. Peta atau setan berbeda dengan makhluk yang berada di alam neraka yang menderita karena tersiksa, peta atau setan hidup sengsara karena kelaparan, kehausan dan kekurangan. Kejahatanlah yang membuat manusia terlahirkan sebagai setan, disebabkan karena pencurian, korupsi dan perbuatan-perbuatan jahat lainnya yang buruk.
Seperti halnya binatang, setan tidak mempunyai alam khusus milik mereka sendiri. Mereka berada di dunia ini, dan tinggal di tempat-tempat seperti hutan, gunung, tebing, lautan, kuburan, dan sebagainya.
Beberapa jenis setan mempunyai kemampuan untuk menyalin rupa dalam wujud seperti dewa, manusia, pertapa, binatang, atau hanya menampakkan diri secara samar-samar seperti bayang-bayang gelap, dan lain-lain.

Setan terbagi menjadi empat jenis, yakni :
1.       Setan yang hidup bergantung pada makanan pemberian orang lain, dengan cara penyaluran jasa dari orang, dan sebagainya (paradattupajîvika),
2.       Setan yang senantiasa kelaparan, kehausan, dan kekurangan (khuppîpâsika),
3.       Setan yang senantiasa terberangus (nijjhâmataóhika),
4.       Setan yang tergolong sebagai iblis, atau makhluk yang suram (kâlakañcika).
Jenis yang pertama, yaitu Setan yang hidup bergantung pada penyaluran jasa dari orang, setan ini dapat menerima penyaluran jasa karena mereka tinggal di sekitar atau di dekat manusia, sehingga dapat mengetahui pemberian ini, dan ber anumodanâ [menyatakan kanuragaan atas kebajikan yang diperbuat oleh makhluk lain]. Apabila tidak tahu dan tidak ber anumodanâ, penyaluran jasa ini tidak dapat diterima.
Orang yang pada saat-saat menjelang kematiannya masih mempunyai 31 jenis kemelekatan yang amat kuat pada kekayaan, harta benda, sanak-keluarga, dan sebagainya, niscaya akan terlahirkan di alam setan ini.

Ada banyak tulisan dalam kitab yang menggambarkan tentang setan ini dengan cara yang berbeda-beda, tergantung dari sudut mana digambarkannya.
Uraian tentang 4 jenis setan tersebut tadi adalah salah satu dari yang tertulis dalam kitab.
Tulisan lain menggambarkan bahwa setan itu ada 21 macam dan 12 macam.

Yang 21 macam antara lain disebutkan bahwa ada setan yang seperti ini :
~ Setan yang berbulu seperti jarum (sûciloma),
~ Setan yang berbau busuk (duggandha),
~ Setan yang bertubuh bara api (ogilinî),
~ Setan yang tak berkepala (asîsa), dan lain sebagainya.

Sementara yang 12 macam antara lain disebutkan bahwa ada setan yang seperti ini :
~ Setan yang makan ludah, dahak dan muntahan (vantâsikâ),
~ Setan yang makan bangkai (kuópâsa),
~ Setan yang makan tinja (gûthakhâdaka),
~ Setan yang terdorong keinginan tiada habis (taóhaööita),
~ Setan yang memiliki kesaktian (mahiddhika), dan lain sebagainya.

Namun secara umum setan adalah makhluk yang hidupnya sengsara dan menderita kelaparan, kehausan dan sangat berkekurangan, wujudnya menakutkan bagi kebanyakan orang, dan menjijikkan baik wujudnya maupun makanannya, kecuali makanan yang berupa pelimpahan jasa atau berasal dari penyaluran jasa dari orang atau kerabatnya yang masih hidup seperti tersebut diatas.

Kamis, 27 September 2018

Bermeditasi.

Orang yang sangat hebat, bijak, seimbang & kuat, adalah orang yang mampu menerima bentakan / hujatan tapi tidak kaget, tidak tersulut emosinya, dan tetap tenang, seimbang. Akan tetapi, semua orang nyaris tidak ada yang mampu merealisasi kondisi tersebut. Karena orang yang demikian ini, adalah orang yang sangat terlatih spiritualnya, sangat berat sekali untuk mampu kita lakukan. Tidak semua agama, tepatnya semua guru agama mampu mengajarkan capaian tersebut. Kondisi yang demikian itu hanya bisa dicapai dengan tekun berlatih selalu sadar, selalu fokus, selalu ingat & mengetahui setiap saat apa yang sedang kita kerjakan. Dengan lain perkataan, kondisi yang demikian ini, adalah kondisi meditasi setiap saat, atau kondisi setiap saat bermeditasi. Meditasi itu sendiri adalah merupakan kegiatan spiritual yang paling berharga, dan sangat bermanfaat untuk mengembangkan kebijaksanaan yang maksimal, untuk meraih kondisi ketenangan & keseimbangan yang tiada tara. Secara garis besar ada dua macam meditasi, yaitu meditasi Samatha (Samatha Bahavana) dan meditasi Vipassana (Vipassana Bhavana).