Karena manusia yakin ada yang menciptakan & menguasai
dia, mencobai, menghukum & memberi pahala, yaitu sosok super Yang Maha
Kuasa.
Kenapa Yang Maha Kuasa melakukan itu semua? Kenapa Yang
Maha Kuasa berkehendak seperti itu? Yang Maha Kuasa punya hajat & punya
mainan dengan ciptaan-ciptaannya? Benarkah.?
Atau manusia saja, siapapun dia yang salah berpikir,
berpendapat atau berilusi? Atau apakah manusia dikerjain oleh makhluk lain yang
jauh lebih tinggi spiritualnya, sehingga dapat diyakinkan pengetahuan /
pemahamannya seperti itu? Mungkin makhluk tersebut salah menilai atau salah memahami
dirinya sendiri, dia merasa sebagai Yang Maha Kuasa, sehingga menyesatkan
manusia? Jika begitu maka makhluk tersebut berdosa.
Apakah Yang Maha Kuasa itu makhluk tapi super? dan punya
hajat yang sepele seperti itu? Yang namanya
makhluk, itu adalah bagian dari alam semesta, berada dalam ruang & waktu,
bukan diluar, bagaimana mungkin menciptakan alam semesta? Dzat atau apapun itu,
tetep saja berada di alam semesta, yang kasat mata maupun yang tidak kasat
mata.
Apakah Yang Maha Kuasa itu alam semesta? Tidak usahlah
alam yang ghaib (alam setan, alam dewa, alam surga, alam neraka, alam brahma dan
lain-lain), jagad raya ini saja dimanakah batas-batasnya? Perlukah
mengetahuinya? Dimanakah sang pencipta alam semesta berada? Di surga alam
ciptaannya sendiri?
Apakah perlunya mengetahui semua itu? Sudah benarkah yang
diketahuinya? Itu hanyalah pendapat, keyakinan & katanya saja. Boleh-boleh
saja, tidak mengapa. Keyakinan itu belum tentu benar. Gambling! Bagaimana kalau
tidak meyakininya karena belum tentu benar?
Marilah kita meyakini kebenaran hukum-hukum yang berlaku
di alam semesta ini, baik yang fisik (dijelaskan oleh sains), maupun yang
metafisik (dibabarkan oleh orang-orang suci) dengan syarat masuk di akal
pikiran sehat kita, serta lulus dari berbagai diskusi yang mendalam. Setelah
yakin marilah kita menyikapinya dengan baik & benar, karena kita adalah
bagian dari alam semesta itu sendiri, yang tentunya tunduk kepada hukum-hukum
alam semesta yang berlaku. Yang Maha Kuasa itu hukum-hukum alam semesta, yang
adalah kekal, tanpa awal & tanpa akhir, karena merupakan kata sifat bukan
kata benda. Hukum-hukum alam semesta itu adalah fasilitator bagi semuanya ini,
sehingga semuanya ini bisa ada & bisa terjadi.
Kemampuan manusia tidak sama, bagaimana kalau keyakinan
& yang dikerjakannya salah? Ya tidak apa-apa bagi orang lain, tapi bagi dia
berarti mengerjakan hal-hal yang sia-sia, hal tersebut akan menghambat kemajuan perjalanan hidupnya, dalam
merealisasi tujuan akhir, tujuan hidup yang sesunguhnya, dia akan bekerja atau
mengembara lebih lama dalam Samsara, dalam mejalani perjalanan kehidupannya,
sampainya ke tujuan akhir hidupnya yang berkali-kali itu akan lebih lama,
rangkaian kehidupannya (mati & terlahir kembali berulang-ulang) akan lebih
lama.
Apakah doa bisa
dikabulkan? Syaratnya apa supaya terkabul? Kalau semua manusia berdoa &
minta yang mudah-mudah, yang baik-baik, yang enak-enak bagaimana Yang Maha
Kuasa mempertimbangkannya? Kalau Yang Maha Kuasa mengabulkan doa berdasarkan
usaha yang dilakukannya baik & benar, dan selaras dengan sains, selaras
dengan teorinya, dan senantiasa berkelakuan baik, banyak berbuat baik, masih
perlukah berdoa? Jikalau perlu berdoa, setidak-tidaknya perlu merubah redaksi
atau kata-katanya, yang tidak meminta atau memohon, tapi berharap, dengan kata
‘semoga’. Semoga dengan segala daya upaya & kebajikan yang telah saya
lakukan selama ini akan membuahkan hasil kebahagiaan & kesuksesan. Semoga Semua
Makhluk Berbahagia.