Translate

Senin, 27 Agustus 2018

Sakadagami.


Sakadagami adalah tingkat kesucian yang kedua dari seorang manusia. Dengan memperdalam penembusan pandangan terangnya, seseorang bisa mencapai tingkatan Sakadagami (yang hanya akan terlahir kembali satu kali). Seorang Sakadagami telah mematahkan tiga belenggu Sotapanna (Sakkayaditthi, Vicikiccha , Silabbataparamasa) dan MELEMAHKAN belenggu-belenggu Anagami, yaitu :

Kamaraga : Nafsu Indria (belenggu ke empat).
Vyapada : Benci, keinginan tidak baik (belenggu ke lima).

Seorang Sakadagami, akan dilahirkan kembali maksimum sekali lagi, di dalam dunia alam nafsu keinginan (kamadhatu), sebagai manusia, atau makhluk surga tingkat bawah, sebelum mencapai Nibbana.

Minggu, 26 Agustus 2018

Sotapanna


Sotapanna adalah tingkat kesucian yang pertama dari seorang manusia. Kebanyakan praktisi Dhamma berusaha melatih sila dasar, dan menjadi sempurna hanya dalam diri orang-orang yang telah mendekati tingkatan Sotapanna, dimana kata ini secara harafiah berarti "Pemasuk Arus". Pada tingkatan Sotapanna, seseorang mendapatkan sekilas pandangan yang pertama atas Nibbana, dan mulai menapaki jalan kesucian.

Seorang Sotapanna diyakini telah mematahkan tiga belenggu pertama, yaitu :

1.      Sakkayaditthi : Pandangan sesat tentang adanya pribadi, jiwa atau aku yang kekal.
2.      Vicikiccha : Keragu-raguan terhadap Guru Agung dan AjaranNya.
3.      Silabbataparamasa : Kepercayaan tahyul bahwa upacara agama saja dapat membebaskan manusia dari penderitaan.

Tetapi Ia belum berhasil membebaskan dirinya dari hawa nafsu. la telah terbebas dari kelahiran kembali sebagai makhluk neraka, hantu, binatang, atau asura. la dipastikan menjadi Arahat setelah mengalami kelahiran kembali maksimum tujuh kali lagi.
Belenggu pertama dihancurkan dengan penembusan mendalam ke dalam Empat Kebenaran mulia, dan Sebab Musabab yang Saling Bergantungan.
Belenggu kedua dihancurkan karena ia telah "melihat" dan "terjun ke dalam" Dhamma.
Belenggu ketiga dihancurkan karena kendati moralnya murni, namun ia menyadari bahwa itu saja masih belum memadai untuk mencapai Nibbana.
 
Ada tiga macam Sotapanna :

a)   Ekabiji Sotapanna, adalah Sotapanna yang akan terlahir kembali sekali lagi.
b)   Kolamkola Sotapanna, adalah Sotapanna yang akan terlahir kembali dua atau tiga kali lagi.
c)   Sattakkhattuparana Sotapanna, adalah Sotapanna yang akan terlahir kembali tujuh kali lagi.

Tingkat Kesucian.

Tingkat kesucian manusia dibagi dalam dua golongan :
  1. Puthujjana - Ialah para Bhikkhu & orang-orang perumah tangga yang belum mencapai tingkat kesucian.
  2. Ariya-puggala - Ialah para bhikkhu & orang-orang perumah tangga yang setidak-tidaknya telah mencapai tingkat kesucian pertama.
Setiap orang yang belum menapaki jalan kesucian dikenal sebagai puthujjana, yang secara harafiah berarti "orang awam". Jika dibandingkan dengan orang yang telah menapaki jalan kesucian (ariya-magga), maka puthujjana akan terkesan "gila" atau "kacau", oleh karena belum memiliki keseimbangan batin.
Ada empat jenis orang suci (ariya), yang terdiri dari : SOTAPANNA, SAKADAGAMI, ANAGAMI, dan ARAHAT. Untuk mencapai tingkatan-tingkatan ini, seseorang harus memahami betul dan mempraktekkannya dengan baik & benar, secara tekun & terus-menerus berkesinambungan, yaitu mempraktekkan Jalan Mulia Berunsur Delapan, yang juga dapat dikatakan melatih diri melaksanakan Sila, Samadhi, dan Panna, secara tekun & terus-menerus.
Derajat kesucian ini didasarkan atas jumlah belenggu (samyojana) yang telah mereka patahkan.
Aliran Theravada mengenal adanya sepuluh belenggu yang menyebabkan para makhluk terus berputar-putar dalam samsara (mati & terlahir kembali berkali-kali di alam-alam kehidupan yang ada).

Kesepuluh belenggu itu adalah : 
  1. Sakkayaditthi : Pandangan sesat tentang adanya pribadi, jiwa atau aku yang kekal.
  2. Vicikiccha : Keragu-raguan terhadap Guru Agung dan AjaranNya.
  3. Silabbataparamasa : Kepercayaan tahyul bahwa upacara agama saja dapat membebaskan manusia dari penderitaan.
  4. Kamaraga : Nafsu Indria.
  5. Vyapada : Benci, keinginan tidak baik.
  6. Ruparaga : Kemelekatan atau kehausan untuk terlahir di alam yang berbentuk (rupa-raga).
  7. Aruparaga : Kemelekatan atau kehausan untuk terlahir di alam tanpa bentuk.
  8. Mana : Ketinggian hati yang halus, Perasaan untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain .
  9. Uddhacca : Batin yang belum seimbang benar.
  10. Avijja : Kegelapan bathin, Suatu kondisi batin yang halus sekali karena yang bersangkutan belum mencapai tingkat kebebasan sempurna (Arahat). 

Sabtu, 25 Agustus 2018

Ajaran Agama.

Semua agama tujuannya sama, mengajarkan kebaikan. Kalau pemeluknya (penganutnya) ada yang menyinggung, menyakiti, atau merugikan orang lain (sesama), maka dia itu tidak memahami ajaran agamanya sendiri. Poin terpenting ajaran agama adalah pengendalian diri, pengendalian hawa nafsu. Oleh karena itu sebelum bertindak, berupa ucapan atau perbuatan, pikirkanlah jika tindakan itu dilakukan oleh orang lain, bagaimana efeknya terhadap kita.

Pikiran.

Hidup adalah permainan PIKIRAN, kalau kita bisa  mengelola PIKIRAN kita dengan baik, maka hidup kita akan BAHAGIA.
Musuh kita yang paling KEJAM adalah PIKIRAN kita.
Sahabat kita yang paling SETIA adalah PIKIRAN kita.

Hiduplah dengan  ketenangan, agar mampu mengelola PIKIRAN dengan baik.
HATI yang baik itu seperti KEBUN.
PIKIRAN yang baik itu AKARNYA.
PERKATAAN yang baik itu BUNGANYA.
PERBUATAN yang baik itu BUAHNYA.

Tidak ada satupun di dunia ini yang ABADI.
Jadi, ketika kita mendapat MASALAH, jalanilah & janganlah terlalu bersedih.

Demikian juga tatkala kita sedang BAHAGIA, nikmatilah dan syukuri, jangan lupa diri.
Ingatlah, apapun yang kita hadapi saat ini, semuanya akan berlalu.
Untuk itu,
• Tetaplah SEJUK di tempat yang PANAS.
• Tetaplah MANIS di tempat yang PAHIT.
• Tetaplah merasa KECIL meskipun telah menjadi BESAR, dan
• Tetaplah TENANG di tengah BADAI yang HEBAT.

Semua yang ada di dunia ini tak ada yang ABADI, kecuali KETIDAK-ABADIAN itu sendiri.