Pikiran kita bukanlah sumber dari keheningan, tetapi asal dari segala gerak. Seperti air, ia kadang keruh, kadang jernih, kadang tenang, kadang bergolak. Karena pikiran, kita mempunyai pandangan tentang "diri" dan "saya". Karena pikiran juga, kita terjun ke neraka.
Blog ini menampilkan tulisan-tulisan yang dapat dikategorikan sebagai tulisan : Pengetahuan Benar, Wawasan, Kata-Kata Bijak, Lain-lain. Jika pembaca tidak sependapat dengan tulisan yang ada dalam blog ini, tolong abaikan saja dan lupakan! Terima kasih.
Translate
Jumat, 24 Agustus 2018
Pikiran.
Pikiran kita bukanlah sumber dari keheningan, tetapi asal dari segala gerak. Seperti air, ia kadang keruh, kadang jernih, kadang tenang, kadang bergolak. Karena pikiran, kita mempunyai pandangan tentang "diri" dan "saya". Karena pikiran juga, kita terjun ke neraka.
Kamis, 23 Agustus 2018
Tuhan & Alam Semesta.
Manusia dan makhluk lainnya, dan alam semesta ini, yang kasat mata
maupun yang ghaib (tidak kasat mata) itu adalah satu paket. Kalau tidak ada
manusia, maka tidak ada alam semesta, dan berlaku sebaliknya. Adanya
manusia & adanya alam semesta ini karena adanya "Tuhan" yang mutlak, yang maha kuasa, yang bukan oknum, yang bukan personal, yang abadi, yang tanpa awal & tanpa akhir. Kalau "Tuhan" itu terang
benderang maka manusia, makhluk-makhluk lain & alam semesta ini, semuanya
ini, apapun itu, akan tidak ada. Persoalannya, kalau "Tuhan" terang benderang, maka tidak asyik, tidak ada rahasia alam, tidak ada kebingungan, tidak ada solusi dari suatu masalah, tidak ada percekcokan, tidak ada JALAN CERITA, hehehe...
Kenyataanya semuanya ini ada, semuanya terjadi, ada kebingungan, ada masalah. Kalau ada masalah pasti ada solusinya agar tidak bingung, dan tinggal menjalankan SOLUSI. Nah solusi-solusi yang bermacam-macam itulah yang justru menjadi biang keladi persoalan. Sedari dulu, ribuan tahun yang lalu, banyak manusia-manusia pemikir yang mencari solusi atas persoalan-persoalan hidup ini, memperbincangkan, memperdebatkan, dan bahkan ada yang saling membunuh karenanya. Itulah tadi yang disebut dengan : ada JALAN CERITA.
Sampai dengan saat ini, umat manusia tidak mampu bersatu untuk menyepakati solusi-solusi dari persoalan-persoalan yang sulit, dari hakekat kehidupan yang benar. Kenapa? Karena "Tuhan" yang tidak terang benderang! Yang ada hanya cakar-cakaran, teror, perang dan lain-lain. Sampai kapan? Bodohnya manusia ini (masih terlalu banyak yang bodoh) & “pintarnya” "Tuhan", hehehe....
Sampai kapanpun, umat manusia tidak akan mampu bersatu dalam menyepakati solusi yang benar dari hakekat kehidupan ini. Jikalau kesepakatan itu terjadi, maka "Tuhan" terkalahkan, yang mana tidak mungkin terjadi, akan mempercepat selesainya JALAN CERITA, hehehe...
Demikianlah intermezo yang saya sampaikan... PEACE...
Kenyataanya semuanya ini ada, semuanya terjadi, ada kebingungan, ada masalah. Kalau ada masalah pasti ada solusinya agar tidak bingung, dan tinggal menjalankan SOLUSI. Nah solusi-solusi yang bermacam-macam itulah yang justru menjadi biang keladi persoalan. Sedari dulu, ribuan tahun yang lalu, banyak manusia-manusia pemikir yang mencari solusi atas persoalan-persoalan hidup ini, memperbincangkan, memperdebatkan, dan bahkan ada yang saling membunuh karenanya. Itulah tadi yang disebut dengan : ada JALAN CERITA.
Sampai dengan saat ini, umat manusia tidak mampu bersatu untuk menyepakati solusi-solusi dari persoalan-persoalan yang sulit, dari hakekat kehidupan yang benar. Kenapa? Karena "Tuhan" yang tidak terang benderang! Yang ada hanya cakar-cakaran, teror, perang dan lain-lain. Sampai kapan? Bodohnya manusia ini (masih terlalu banyak yang bodoh) & “pintarnya” "Tuhan", hehehe....
Sampai kapanpun, umat manusia tidak akan mampu bersatu dalam menyepakati solusi yang benar dari hakekat kehidupan ini. Jikalau kesepakatan itu terjadi, maka "Tuhan" terkalahkan, yang mana tidak mungkin terjadi, akan mempercepat selesainya JALAN CERITA, hehehe...
Demikianlah intermezo yang saya sampaikan... PEACE...
Selasa, 21 Agustus 2018
Jalan Kehidupan.
Pendahulu-pendahulu kita telah
mencari & menggali, jalan apa yang bisa ditempuh oleh manusia, agar bisa hidup
dengan aman, damai, bahagia & sampai ke tujuan akhir yang bahagia kekal abadi
selamanya. Sudah banyak pendahulu kita yang menunjukkan atau menemukan jalan
yang ia cari. Sebenarnya kita tinggal menjalani saja jalan yang sudah ditemukan
& ditunjukkan oleh mereka para pendahulu kita itu. Jalanilah DENGAN BAIK
& BENAR jalan yang diyakini oleh Orang Tua & diajarkannya kepada kita, yang
diajarkan oleh sekolah. Menjalani dengan baik & benar itu artinya tidak
keluar dari norma-norma yang berlaku umum, selaras dengan ajaran budi pekerti
& tatakrama yang baik. Atau pilihlah sendiri jalan yang lain yang anda yakini
lebih benar & lebih baik, yang anda anggap paling tepat, paling efektif &
paling logis untuk dijalani & dipraktekkan.
Namun ironisnya, yang terjadi adalah membenarkan jalannya
sendiri, dengan menyalahkan jalan orang lain, yang mengakibatkan yang ia jalani
itu sudah KELUAR dari jalan yang ia pilih, tanpa disadarinya. Oleh karena itu,
sangatlah penting bagi manusia untuk tidak menjadi dungu, tidak delusi, bisa membedakan
mana yang sebenarnya BENAR (baik) & mana yang sebenarnya SALAH (buruk).
Rabu, 15 Agustus 2018
Keinginan.
Hidup itu sederhana, tapi sulit menjalaninya dengan baik. Persoalannya terletak pada bagaimana caranya bisa
me-manage nafsu keinginan & penderitaan yang menyertainya, agar bisa selalu bahagia. Cara terbaik yang sudah terbukti keberhasilannya dalam me-manage nafsu keinginan, adalah dengan berlatih meditasi, secara sungguh-sungguh, tekun & berkesinambungan.
Pikiran Terbebas.
Hal-hal buruk.
Senin, 13 Agustus 2018
Aksi & Reaksi Alam.
Uraian berikut ini
menjembatani antara yang dogmatis keras & yang kritikus keras (saling berseberangan
180 derajat), adalah juga status suka-suka :
Yang Maha Kuasa (YMK) itu karakternya netral. Berdoa sampai
nangis-nangis tanpa dibarengi dengan usaha keras, ulet & benar untuk
mewujudkannya, maka tidak akan bisa membantu. Mestinya kita tahu diri, jangan
banyak meminta dengan hasil instan kalau kita sendiri tidak mau, atau tidak mampu
berbuat banyak untuk mewujudkannya.
Alam raya ini akan terganggu keseimbangannya jika ulah
manusia tidak bijaksana. Bukan kekuatan doa yang dapat membereskan semuanya. Dapat
dikatakan, jika YMK terlalu banyak “mengabulkan” doa permohonan manusia, maka keseimbangan
alam raya akan menjadi rusak. Doa yang baik adalah doa yang isinya baik, tidak egois. YMK itu nyaris
netral, hendaknya kita menyadari hal ini, agar kita bisa menjadi lebih tegar,
lebih rasional & tidak cengeng. Manusia cengeng & tidak rasional bisa berbuat
macam-macam yang bisa mengganggu keseimbangan alam.
Berbuat baik itu adalah doa yang sebenarnya. Berbuat baik
itu melestarikan alam. Berbuat baik akan mengundang kebaikan pula, termasuk
bisa membantu mewujudkan keberhasilan usaha maupun cita-cita kita.
Langganan:
Postingan (Atom)