Translate

Jumat, 09 Maret 2018

Empat macam keyakinan manusia.



I. Mereka yang tidak mempercayai surga dan neraka. Ini menganut paham Nihilisme. Karena pandangan salah ini; mereka tidak mempercayai hukum karma (hukum tabur-tuai). Oleh karena itu, mereka bertindak sesuka hati, tidak menjaga perilaku. Beranggapan tiada kehidupan selain ini, hal tersebut menyebabkan berikutnya mereka akan pergi ke alam-alam yang menyedihkan.

II. Mereka yang menganut paham kekekalan. Keindahan dan kesenangan yang tak terbayangkan dalam masa yang sangat panjang membuat mereka menganggap kebahagiaan surga adalah kekal. Oleh karena itu, mereka menginginkan kehidupan surga. Suatu alam lingkup indrawi dimana mereka menikmati kesenangan luar biasa melalui indria. Namun kebahagiaan surga tidaklah kekal. Ketika karma baik yang menyebabkan ia terlahir di surga sudah habis, maka ia akan terlahir kembali di alam yang lain.

III. Mereka yang menginginkan kehidupan Brahma. Keagungan dan kemilaunya alam-alam Brahma dimana mereka telah mencapai tahap meditative yang mendalam. Kedamaian yang luar biasa, suatu kebahagiaan dalam jangka waktu yang sangat lama melampaui alam surga, suatu hal yang tak terbayangkan bagi kita sebagai makhluk yang masih dalam lingkup indria.
Brahma pun terbagi dua.

1. Brahma materi halus; dimana landasan indria hidung, lidah dan tubuh tidak muncul di alam tersebut. Namun mereka masih memiliki landasan mata dan telinga sehingga memungkinkan mereka untuk melihat Guru Agung dan mendengar Ajaran Kesunyataan.

2. Brahma non materi (tidak memiliki tubuh). Sulit dibayangkan kan? 

Namun kebahagiaan di alam brahma juga tidaklah kekal. Ketika karma baik yg menyebabkan ia terlahir di alam brahma sudah habis, maka ia akan terlahir kembali.

IV. Mereka yang berjuang pelepasan dari Samsara (lingkar kelahiran kembali) dan merealisasi Nibbana. Kebahagiaan Nibbana lebih tak terbayangkan. Dimana agregat (kelompok) kehidupan yang disebut materi dan bathin padam. Sulit dibayangkan kan? Karena hal itu melampaui nalar kita yang terbatas sebagai makhluk dunia dan kita belum pernah merasakan (merealisasi) nya.


                   

Kualitas Bathin.




Tahukah anda bahwa jika kita marah atau benci kepada seseorang itu masalahnya bukan pada orang tersebut? Tidaklah ada hubungannya dengan orang tesebut! Sesungguhnya karena bathin kita sendirilah yang bermasalah kenapa marah (benci). Kemarahan, kebencian, stress itu berhubungan dengan kualitas bathin kita, masalah personal, tidak ada hubungannya dengan orang lain. Kita marah atau tidak itu urusannya dengan bathin kita sendiri. Pada umumnya orang lain tidak akan mau bersusah payah agar kita tidak marah atau benci kepadanya, dan hampir dapat dipastikan kalau kita marah maka orang tersebut akan membalas dengan kemarahan juga. Sesungguhnyan diri kita sendirilah yang menjadi korban pertama dari kemarahan kita. Kemarahan itu akan melipatgandakan penderitaan kita.