Makna Buddhasubhasita diatas adalah pedoman untuk pembelajaran dan praktik lebih lanjut dari ajaran Sang Buddha.
Yang dimaksud dengan “Orang Dungu (Bāla)” adalah : orang yang tidak bisa membedakan mana yang bermanfaat dan mana yang merugikan, secara moral dan spiritual.
Yang dimaksud “Tak bergaul” adalah : tidak menjalin hubungan akrab, tidak tinggal bersama, dan tidak mengikuti.
Yang dimaksud dengan “Berkah Utama” adalah : kualitas dan
tindakan yang benar-benar membawa keselamatan batin, menghindarkan dari
penderitaan, dan membimbing menuju Nibbāna.”
Tak bergaul dengan orang dungu itu bukan berati membenci, melainkan menjaga jarak batin dan kedekatan sosial agar tidak ikut terseret dalam kebodohan dan perbuatan buruk. Agar tidak binasa seperti seekor ikan busuk yang mencemari sekendi air bersih. Hal ini sesuai dengan sabda Sang Budhha yang terdapat dalam Kitab Suci Dhammapada - Syair 61, sebagai berikut :
"Carañ ce nādhigaccheyya, seyyaṁ sadisamattano, ekacariyaṁ daḷhaṁ kayirā, natthi bāle sahāyatā" = Apabila dalam pengembaraan seseorang tak menemukan sahabat yang lebih baik, atau sebanding dengan dirinya, maka hendaklah ia tetap melanjutkan pengembaraannya seorang diri, janganlah bergaul dengan orang bodoh.
Kalimat
Subhasita ini memiliki makna bahwa dalam menjalani kehidupan ini, kita
cenderung ingin memiliki teman, pasangan, dan juga komunitas. Tapi Sang Buddha
mendorong kita untuk tidak sembarangan memilih teman dan bergaul dengannya.
Sang Buddha mengajarkan bahwa pergaulan yang salah (Pāpamitta) dapat
menghancurkan kebajikan, menumbuhkan pandangan salah, dan dapat menjerumuskan
terlahir di alam menderita. Sebaliknya, pergaulan dengan sahabat yang bajik (Kalyāṇamitta)
adalah akar dari pertumbuhan spiritual. Akan tetapi, jika tidak ada sahabat
semacam itu, lebih baik hidup sendiri, kuat dan teguh, daripada disesatkan oleh
kebodohan orang dungu.
Kesimpulannya, jika kita bergaul dengan orang yang salah, dimana jaman sekarang
semakin banyak orang memiliki perilaku jauh dari ajaran Dhamma, kita dapat
terjerumus dalam pergaulan yang tidak sehat. Sekarang ini banyak orang yang
memiliki sifat hedonis, suka bergosip, mencela, gaya hidup tidak selaras dengan
Sila & Samādhi, dlsb. ditambah lagi adanya media sosial yang dapat
memperkuat pandangan salah. Oleh karena itu menjaga jarak dari kebodohan adalah
berkah utama sebagimana dinyatakan dalam Buddhasasana Subhasita di awal :
“Asevanā ca bālānaṁ, etammaṅgalamuttamaṁ” = Tak bergaul dengan orang dungu, itulah Berkah Utama.
Demikian
uraian dan penjelasan yang disampaikan, semoga semua makhluk berbahagia.
~ oOo ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar