Translate

Senin, 23 Januari 2023

MELEPAS GENGGAMAN PADA DUNIA

Pada umumnya manusia memiliki pemahaman yang keliru, mereka merasa memilikinya, padahal tidak, apakah itu?

1. Badan jasmani.

2. Perasaan.

3. Persepsi.

4. Bentukan-bentukan pikiran yang menciptakan tindakan.

5. Kesadaran.

 

Tathagata Sakyamuni mengatakan : Tinggalkanlah apapun di dunia ini, sebab itu bukanlah milikmu. Maksud Beliau adalah sebagai manusia kita hendaknya tidak melekati apapun. Apabila sesuatu yang ada pada kita itu sudah tidak ada lagi - maka ikhlaskanlah itu meninggalkan kita.


Bagi kita yang telah bisa memahami, mengapa “pelepasan” ini adalah hal mutlak, maka kita akan dengan sukarela melepaskan genggaman erat kita pada dunia ini, sebab semua hanyalah kosong, rendah, derita, tidak-kekal, dan tanpa-diri karena selalu berubah.


Oleh karena itu wahai para manusia, apa pun yang bukan milikmu, tinggalkanlah; bila kalian telah meninggalkannya, hal itu akan membawa menuju kesejahteraan dan kebahagiaan kalian untuk waktu yang lama.


Yang harus ditinggalkan adalah kemelekatan pada Panca-Khanda – yaitu kemelekatan pada lima kelompok kehidupan.

Tidak melekati apapun di dunia ini - dalam kehidupan sehari-hari kita – adalah dengan cara mengambil jalan tengah. Segala sesuatu yang ada pada kita hendaknya kita manfaatkan untuk kebaikan, untuk ha-hal yang baik, untuk tujuan yang baik. Jika tujuan baik tercapai, OK, kita bersyukur, tujuan tidak tercapai tidak mengapa, kita berusaha lagi. Janganlah berlebih-lebihan dalam menyikapi segala sesuatu yang terjadi.

Demikianlah, mengapa kita hendaknya melepaskan keduniawian, melenyapkan nafsu-indriya. Karena, ketika kita senantiasa mentoleransi bagi berkembangnya nafsu-indriya di dalam diri kita, serta memberikan pemuasan-pemuasannya, sesungguhnya kita adalah orang-orang “bodoh” yang tidak menyadari bahaya dari nafsu-indriya, perangkap yang disediakan olehnya hanyalah penderitaan. Suatu masa penderitaan yang panjang diakibatkan oleh pemuasan nafsu indriya tersebut, yakni terlahirnya kita berulang-ulang di dalam alam-alam keberadaan ; di dalam SAMSARA.

Semoga semua makhluk berbahagia, bebas dari penderitaan, bebas dari kebencian, permusuhan, pertentangan, niat jahat, kesakitan, dan kesukaran. Semoga mereka dapat mempertahankan kebahagiaan mereka masing-masing.

Demikianlah tulisan ini - semoga bermanfaat.


Senin, 28 November 2022

kehidupan Manusia

Manusia yang telah mencapai Nibbana itu hawa nafsu / kotoran batin / Kilesa nya telah padam, hancur lebur tanpa sisa. Kalau dia meninggal dunia tidak akan terlahir kembali di alam kehidupan manapun. Bagaikan api yang telah padam. Disebut Parinibbana. Api yang telah padam itu ada dimana? Kalau ada yang menyalakan api, api itu datangnya dari mana? Itu adalah Hukum Sebab-Akibat yang bekerja. Orang yang telah Parinibbana tak akan kembali, sehingga api yang menyala tadi adalah api yang lain. Mencapai Nibbana itu adalah mencapai kebahagiaan sejati / hakiki / abadi. Ada juga yang bilang mencapai kedamaian abadi. Yang dimaksud dengan kebahagiaan sejati itu karena sudah tidak mengalami Dukkha (penderitaan) lagi. Sudah tidak mengalami perubahan lagi. Sudah tidak berada didalam pusaran Samsara. Kebahagiaan sejati itu rasanya bagaimana? Tidak tahu! Harus dialami sendiri. Pada akhirnya kedepan nanti semua makhluk dapat mencapai Nibbana meski memerlukan waktu yang tak terhingga lamanya.


Kehidupan Manusia


 

Mencapai Nibbana

 


Mengupload: 111281 dari 111281 byte diupload.