Translate

Jumat, 07 September 2018

Berdoa.


Alam ini punya hukum universal yang tidak bisa ditawar oleh siapapun. Kalau kita ingin sukses dalam berusaha, lakukanlah sesuai teori sains nya, dan bekerjalah secara keras & cerdas. Kata-kata bijaknya adalah, “Hasil tidak pernah mengingkari usaha”. Hasil tidak bisa diraih hanya dengan doa. Bekerja dengan keras & cerdas disertai dengan banyak berbuat baik dapat mendatangkan hasil yang baik. Sehingga dalam hal ini berbuat baik adalah doa yang sebenarnya.
Mengapa harus berbuat baik? Hukum alam (hukum universal) menyatakan bahwa, berbuat baik akan menghasilkan hal yang baik, berbuat buruk akan menghasilkan hal yang buruk. Hukum alam ini adalah, hukum sebab-akibat, hukum tabur-tuai, atau hukum karma. Sehingga dengan demikian, bekerja dengan keras & cerdas disertai dengan banyak berbuat baik akan  mewujudkan kesuksesan. Kesalahan fatal orang-orang Indonesia, bahkan banyak orang di dunia, adalah mengandalkan doa, mereka mempercayai betul bahwa semua itu bisa diselesaikan dengan doa. Itu salah besar. Kecuali doa yang baik, karena doa yang baik adalah perbuatan baik. “Perbuatan baik adalah doa yang sebenarnya”.

Perenungan terhadap tubuh.


Berikut ini adalah khotbah Sang Guru Agung, mengenai Kemenangan atas Kegelapan Batin, yang berkenaan dengan kerangka tubuh yang tidak murni, mengenai sifat tubuh yang tidak menarik, sebagai berikut :
1. Selagi berjalan, berdiri, duduk maupun berbaring, siapa pun juga akan mengerutkan atau meregangkan tubuhnya. Demikianlah gerakan tubuh
2. Tubuh disatukan dengan tulang dan otot, direkat dengan kulit dan daging, sehingga sifatnya yang sejati tidak dipahami
3.Tubuh berisi usus di rongga perut, gumpalan hati di dalam perut, kandung kencing, jantung, paru-paru, ginjal dan limpa
4. Dengan lendir, air liur, keringat, getah bening, darah, cairan selaput, empedu dan lemak
5. Lewat sembilan aliran, kekotoran terus menerus mendesak keluar, dari mata keluar kotoran mata, dari telinga keluar kotoran telinga
6. Dari hidung keluar ingus, kadang-kadang tubuh mengeluarkan muntahan lewat mulut, dan mengeluarkan cairan empedu serta lendir, dari tubuh keluar keringat dan kotoran
7. Rongga di kepala dipenuhi otak, tetapi orang bodoh karena ketidaktahuannya menganggapnya sebagai benda yang bagus
8. Ketika tubuh terbaring mati dalam keadaan bengkak, dan pucat kebiru-biruan, lalu disingkirkan ke tanah pekuburan, tidak lagi ada sanak saudara yang menginginkannya
9. Anjing, serigala, cacing, gagak dan burung nasar, serta makhluk-makhluk lain memakan bangkainya
10. Di dunia ini, bhikkhu yang bijaksana, yang mendengarkan kata-kata Guru Agung, akan memahami tubuh ini sepenuhnya, serta melihatnya dengan pandangan benar
11. Dia membandingkan tubuhnya dengan mayat, dan karena berpikir bahwa tubuh ini sama seperti mayat dan mayat sama dengan tubuh ini, dia menghapus nafsu terhadap tubuhnya sendiri
12. Di dunia ini, bhikkhu yang bijaksana seperti itu, yang terbebas dari nafsu keinginan dan kemelekatan, akan mencapai keadaan Nibbana yang kekal, yang hening dan tanpa kematian
13. Tubuh ini bersifat tidak murni, berbau busuk dan penuh dengan berbagai kebusukan yang menetes di sana sini
14. Jika orang yang memiliki tubuh seperti ini menyombongkan dirinya sendiri, dan merendahkan yang lain, hal itu semata-mata disebabkan karena kurangnya pandangan terang pada dirinya
Semoga semua makhluk berbahagia

Minggu, 02 September 2018

Kiamat.

Kiamat akan terjadi ketika moral umat manusia sudah berada pada titik yang sangat rendah, dan agama-agama sudah tidak berfungsi lagi, umur rata-rata manusia sangat pendek sekitar 10 tahun. Terjadi kemarau yang sangat panjang, tidak turun hujan lagi. Itu adalah tanda-tanda kiamat yang sebenarnya (boleh dipegang). Jangan kawatir, kiamat masih sangat lama. Yang penting bagi kita semua, perbanyaklah perbuatan baik (kasih & turunannya), kurangilah perbuatan jahat (serakah & turunannya, membenci & turunannya), dan berusahalah mensucikan hati & pikiran (tidak dungu -> cerdas, tahu mana yang baik / benar & tahu mana yg buruk / salah, tidak delusi -> penghayal ulung yang sia-sia).

Sabtu, 01 September 2018

Sang Aku.

Tahukah Anda?
Pada suatu ketika teman Anda datang, dia mengatakan, Aduh, tadi malam si "X" masih bercerita sama aku sambil minum kopi.
Lalu kenapa dia?
Pagi-pagi tadi dia bangun, masih minum kopi, terus tidak lama kemudian dia meninggal. Aduh, susah sekali saya. Iya, dia memang bukan sanak, bukan saudara, tetapi dia itu tetangga yang baik, sudah seperti keluarga.

Karena Anda tidak kenal, tidak pernah bertemu dengan tetangga teman Anda. Maka ketika diceritakan demikian, Anda tidak akan susah atau sedih.
Oh iya, hidup ini tidak kekal. Semua orang bisa mati.
Anda bisa mengatakan demikian karena tidak ada kemelekatan disana. Bertemu saja tidak pernah, apalagi kenal. Orang yang kenal, yang melekat, adalah teman Anda. Tetapi, kalau kematian itu terjadi pada keluarga misalnya, ibu, ayah, anak, istri, atau suami Anda, Anda akan menderita. Anda tidak bisa tenang, seimbang, arif, bijaksana. Anda tidak bisa mengatakan lagi : oh iya, semua kehidupan tidak kekal. Istriku baru saja meninggal! Anda bisa tetap seimbang kah? Tenang kah? SULIT!
Karena itu istri-ku, itu suami-ku, itu ibu-ku, itu ayah-ku. Bukan hanya keluarga saja, tetapi juga kenalan baik anda, Anda ikut sedih, Anda turut menderita. Karena ada "aku" di situ. Andai tidak ada "aku", tidak menderita sama sekali. Semakin besar "aku" nya, maka semakin menderita.
Jangan menyepelekan "Aku"!
Ada yang mengatakan : Bhante, "aku" / "egois" itu kan bukan suatu kejahatan! Paling-paling kalau "aku" nya besar, bisa dikatakan : sombong sekali dia, arogan!, paling-paling hanya itu saja yang akan dikatakan orang, Bhante?
Saat ada acara / hajatan pasti maunya duduk di depan. Jika penerima tamu tidak mengerti, lalu dia di dudukkan dibelakang, maka dia marah-marah.
Mengapa aku disuruh duduk di belakang? Jasaku mengapa tidak dihargai?, mereka tidak tahu, aku ini siapa?
Saya pernah diberitahu seseorang bhante, kalau seperti itu, dia bukan seorang pemimpin. Orang seperti itu namanya pemuka, bukan pemimpin. Dia ingin duduk di muka, kelihatan di muka. Pemimpin, kalau kehilangan huruf  "n" sangat berbahaya, "pemimpin", "n" nya di hilangkan jadi "pemimpi". Omongannya gede-gede, tetapi tidak pernah melaksanakan hal yang sudah diucapkan.
Bhante, untuk "aku" itu, paling-paling orang lain hanya akan mengatakan, Wah! Dia itu sombong banget. "Aku" nya gede-gede. Kadang-kadang orang yang "aku" nya besar itu enjoy saja, enak saja dia. Keakuannya melambung itu merasa enak. Dia tidak merasa. Orang lain yang melihat, yang bergaul dengan dia akan menjadi risi. Orang tersebut, yang dilakukannya tidak seberapa, tetapi sombongnya bisa sundul ke langit. Orang lain jadi risi, dirinya sendri cuek saja, enjoy saja. Dia malah mengumbar keakuannya itu.
Tapi paling-paling hanya begitu kan Bhante? Tidak berbahaya kan?
Oh, jangan meremehkan keakuan, Saudara!.
Jangan bermai-main dengan sang "aku"! Bukan hanya persoalan kesombongan saja, tetapi bisa berbahaya. Dia adalah biang dari segala biang penderitaan.

Jumat, 31 Agustus 2018

Kehidupan & Dhamma.

Ada orang tidak percaya tumimbal lahir, sesungguhnya empat musim adalah tumimbal lahir.
Ada orang tidak percaya sebab akibat, sesungguhnya miskin, kaya, cantik, jelek adalah sebab akibat.
Ada orang tidak percaya ketidakkekalan, sesungguhnya lahir, tua, sakit, mati, senang, marah, sedih, bahagia adalah ketidakkekalan.
Anda, meskipun tidak berjalan di dalam Dhamma, anda bisa berjalan kedalam kehidupan, menggunakan hati untuk menyadari kehidupan, karena kehidupan ada didalam ajaran Dhamma, dan ajaran Dhamma ada didalam kehidupan.

Arahat.


Arahat adalah tingkat kesucian tertinggi dari seorang manusia, orang yang telah memadamkan kilesa (kekotoran batin), orang yang telah mematahkan 10 belenggu, orang yang telah berhasil mengakhiri dukkha, bila meninggal dunia tidak akan terlahir di alam manapun (mencapai parinibbana).
Seorang Arahat mempunyai kemampuan terbang dengan tubuh jasmaninya, tingkatan-tingkatan yang lebih rendah daripadanya hanya dapat terbang dengan menggunakan kesadarannya.

Terdapat empat macam arahat :
1.      Sukhavipassako Arahat : Arahat yang tidak memiliki jhana / abhinna, pencapaian kesucian tertingginya dengan melaksanakan vipassana bhavana.
2.      Tevijjo Arahat : Arahat yang memiliki tiga pengetahuan (vijja) : 
a)      Pubbenivasanussati Nana, memiliki kesadaran akan kelahirannya yang lampau. 
b)      Dibbacakkhu Nana, memiliki "mata dewa" sehingga dapat mengetahui kelahiran makhluk setelah meninggal akan terlahir di alam dewa atau alam peta. 
c)      Asavakhaya Nana, memiliki pengetahuan bagaimana cara melenyapkan asava (kekotoran batin yang paling dalam).
3.      Chalabhino Arahat : Arahat yang memiliki pengetahuan a. s/d. c. di atas, ditambah dengan tiga kemampuan lain, yaitu : 
d)     Cetopariya Nana (paracitta vijja Nana), dapat membaca atau mengetahui pikiran makhluk lain. 
e)      Dibbasota Nana (telinga dewa), dapat mendengar percakapan dari alam dewa, brahma, dan apaya. 
f)       Iddhividha Nana, yang terdiri dari :
                          i.            Adhitthana Iddhi, kekuatan kehendak mengubah tubuh dari satu menjadi banyak, dari banyak menjadi satu lagi.
                       ii.            Vikubbana Iddhi, kemampuan “menyalin rupa” menjadi anak kecil, raksasa, rupa buruk, menjadi tak tampak.
                      iii.            Manomaya Iddhi, kemampuan “mencipta” dengan kekuatan pikiran. Misalnya : mencipta istana, taman, binatang. Lamanya ciptaan tergantung dari kekuatan pikiran.
                      iv.            Nana vipphara Iddhi, pengetahuan menembus ajaran yang sulit.
                        v.            Samadhivipphara Iddhi, kekuatan konsentrasi, untuk :
1)                  menembus dinding
2)                  meyelam ke dalam bumi seperti di air
3)                  berjalan di atas air seperti di tanah datar
4)                  masuk ke dalam api tanpa hangus
5)                  terbang seperti burung
4.      Patisambhidappatto Arahat : Arahat yang memiliki empat patisambhida (pengetahuan sempurna), yaitu : 
a)      Atthapatisambhida, pengertian mengenai arti / maksud ajaran dan dapat memberi penerangan secara rinci, hampir seperti Sang Guru Agung Buddha Gautama. 
b)      Dhammapatisambhida, pengertian mengenai intisari dari ajaran dan mampu mengajukan pertanyaan ajaran yang mendalam. 
c)      Niruttipatisambhida, pengertian mengenai bahasa dan mampu menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh pendengar. 
d)     Patibhanapatisambhida, pengertian mengenai kebijaksanaan dan mampu menjawab secara spontan bila ada pertanyaan mendadak.

Kamis, 30 Agustus 2018

Anagami.

Anagami adalah tingkat kesucian ketiga dari seorang manusia. Seorang Anagami tidak akan terlahir lagi di alam manusia, tetapi langsung terlahir kembali di salah satu dari lima alam Suddhavasa (lima kediaman suci). Dari salah satu alam Suddhavasa ini Anagami akan mencapai tingkat kesucian tertinggi sebagai Arahat (mencapai parinibbana). Seorang Anagami, telah mematahkan (melenyapkan) sepenuhnya kelima belenggu (Sakkayaditthi, Vicikiccha , Silabbataparamasa, Kamaraga dan Vyapada).

Ada lima macam Anagami :
1.      Mereka yang mencapai penerangan selama pertengahan pertama dari masa kehidupan mereka  (Antaraparinibbayi).
2.      Mereka yang mencapai penerangan selama pertengahan kedua dari masa kehidupan mereka (Antaraparinibbayi).
3.      Mereka yang mencapai penerangan melalui usaha keras (Sasankhara parinibbayi).
4.      Mereka yang mencapai penerangan melalui usaha ringan (Asankhara parinibbayi).
5.      Mereka yang mencapai alam kehidupan akanittha, yaitu alam kehidupan yang tertinggi    (Uddham-soto-akanitthagami)
Dua yang pertama digolongkan berdasarkan atas masa kehidupan mereka, sedangkan yang ketiga dan keempat berdasarkan usaha-usaha mereka, sedangkan yang kelima ditandai melalui alam tujuan mereka.