Translate

Jumat, 18 Mei 2018

Tuhan.


JIKA TUHAN MAHA ADIL & MAHA PENYAYANG,
         Mengapa ada yang terlahir dengan anggota tubuh lengkap, sementara ada yang terlahir dengan cacat, tanpa  lengan  atau kaki ?
         Mengapa seseorang terberkahi rupa yang menawan dan kecerdasan, sedang yang lain buruk rupa dan dungu ?
         Mengapa ada yang buta, tuli, bisu dan idiot, sedang yang lain tidak ?
         Mengapa seseorang seringkali tanpa bersusah payah, sukses dalam seluruh bidang usahanya, sedangkan yang lain walaupun telah bekerja keras, selalu gagal mewujudkan rencananya?  
         Mengapa seseorang dapat hidup dalam kelimpahan, sedangkan yang lain harus hidup dalam kemelaratan ?

JIKA TUHAN BERKENAN UNTUK MENCOBAI MANUSIA,
         Apakah Tuhan tidak tahu akan hasil akhir dari cobaannya tersebut?

JIKA TUHAN TIDAK AKAN MENCOBAI MANUSIA MELAMPAUI KEMAMPUAN MANUSIA,
         Mengapa ada orang yang bunuh diri karena tidak mampu menanggung beban hidupnya yang dirasa sangat berat ?

JIKA TUHAN MENCIPTAKAN ALAM SEMESTA BESERTA SEGALA ISINYA,
         Apakah Tuhan tidak Maha Sempurna sehingga perlu bekerja, perlu bersibuk-sibuk ria dan suka iseng mengerjai makhluk-makhluk ciptaannya yang harus berjuang bersusah-payah mempertahankan hidupnya ?
         Jika berbicara cipta-mencipta, siapakah yang menciptakan Tuhan ?
         Seharusnya manusia atau makhluk lainnya tidak ada yang masuk neraka atau hidup menderita, karena Tuhan bertanggungjawab atas ciptaannya sendiri.

JIKA TUHAN BISA ADA DENGAN SENDIRINYA, ATAU TANPA AWAL TANPA AKHIR,
         Berarti alam semesta raya yang kasat mata & yang tidak kasat mata ini, yang maha luas tanpa batas ini, yang maha dahsyat ini bisa ada dengan sendirinya dong, melalui proses yang sangat lama nyaris tak terhingga, dan bahkan tanpa awal & tanpa akhir juga.

KONKLUSI :
Keberadaan Tuhan yang diyakini sebagaimana tersebut diatas, sangatlah tidak masuk akal, hanya cocokologi (di cocok-cocokkan) belaka. Karena saking sulitnya memahami apa & bagaimana Tuhan itu, maka sebaiknya manusia jangan terlalu serius memikirkan & mendifinisikan Tuhan, tidak akan bermanfaat & tidak akan beresiko, mereka hanya akan memberhalakan Tuhan belaka. Jika tetap ingin mendefinsikan Tuhan maka katakan saja bahwa : “Tuhan itu adalah fasilitator sehingga semua yang ada ini bisa terwujud, bisa terjadi”. Dengan adanya sebab & kondisi yang mendukung maka munculah akibat. Yang sangat terkait dengan keselamatan hidup manusia & makhluk lain itu adalah berlakunya hukum sebab-akibat, hukum karma atau hukum tabur-tuai. Oleh karena itu manusia hendaknya menyikapi dengan baik & benar berlakunya hukum universal alam semesta tersebut.

Agama & Kebenaran.



Agama-agama yang banyak dikenal itu sudah ribuan tahun umurnya, semua berasal dari “katanya”. Oleh karena itu ada agama yang benar, dan ada banyak yang setengah benar, hampir benar dan lain sebagainya. Kebenaran suatu agama itu harus dibuktikan. Cara membuktikannya adalah dengan mempelajari kitab sucinya & dipraktekkan. Mempraktekkannya dengan menggunakan akal yang sehat (akal yang jernih), menggunakan pikiran yang cerdas, yang waspada, tidak mudah dibohongi dan rajin bertanya secara kritis kepada guru.
Tuhan tidak menurunkan agama. Ajaran agama berasal dari penemuan manusia, atau MUNGKIN berasal dari bisikan makhluk super (bukan Tuhan tapi merasa sebagai Tuhan) kepada manusia sang pembawa agama.
Tuhan bukan sang pencipta, Tuhan tidak menciptakan alam semesta, jika seperti itu maka siapa yang menciptakan Tuhan? Jika Tuhan bisa ada dengan sendirinya, maka alam semesta pun bisa ada dengan sendirinya pula, melalui proses evolusi yang sangat panjang (sangat lama) sekali, tak terhingga. Yang jelas setiap kejadian, wujud, bentuk atau entitas itu ada penyebabnya sehingga hal tersebut bisa ada (bisa terjadi).
Tuhan tidak membuat perintah-perintah dan larangan-larangan kepada manusia, Tuhan tidak punya hajat, tidak punya pamrih, banyak maunya & rewel. Tuhan yang seperti itu adalah Tuhan yang dipersepsikan oleh manusia jaman dulu yang dipercayai oleh banyak orang hingga sekarang ini, Tuhan yang sepeti itu tidak pantas sebagai Tuhan, apa bedanya dengan suatu makhluk?, apa bedanya dengan manusia?
Tuhan itu tak terpikirkan, tak berkondisi & tidak dapat dinalar, sehingga tidak perlu diusut-usut lebih lanjut, tidak membawa manfaat. Alam semesta beserta segala isinya ini, baik yang kasat mata maupun yang tidak kasat mata sudah komplit, sudah lengkap, dan mempunyai hukum-hukum universal alam semesta. Yang terpenting bagi manusia adalah mempelajari fenomema (seluk-beluk) alam semesta, sehingga apa yang harus dilakukannya sesuai dengan hukum-hukum yang berlaku atas alam semesta dengan segala isinya. Agama yang benar adalah agama yang menjelaskan tentang seluk-beluk alam semesta beserta hukum-hukum yang berlaku atasnya secara benar. Yang menjelaskan bagaimana seharusnya manusia berbuat & bertindak, dalam menyikapi hukum-hukum yang berlaku atasnya tersebut, supaya jalan hidupnya berakhir dengan kebahagiaan yang hakiki (kebahagiaan non inderawi yang kekal), yaitu merealisasi Nibbana.
Untuk merealisasi Nibbana, seseorang tidak harus mengetahui semuanya, melainkan berhasil mencapai tingkat Arahat, yaitu telah berhasil merealisasikan hidup suci dengan sempurna (enlightened). Hal-hal yang tidak dapat diketahui itu antara lain adalah; kapan alam semesta ini mulai terbentuk?, berapa banyakkah jumlah makhluk yang ada?, dan seluas apakah pengetahuan Buddha?.

Kebaikan & Kesalahan.




Ada dua hal yang mestinya kita lupakan ; Kebaikan yang kita lakukan kepada orang lain & kesalahan orang lain kepada kita.