Satu kualitas luhur yang sangat penting dalam kehidupan spiritual maupun
sehari-hari, yaitu kesabaran (khanti). Dalam tradisi Theravāda, kesabaran bukan
hanya sikap pasif menahan diri, tetapi merupakan kekuatan batin yang aktif dan
mendalam.
1. Kesabaran sebagai Pāramī
Dalam ajaran Buddha, terdapat sepuluh kesempurnaan (pāramī) yang harus
dikembangkan oleh seorang Bodhisatta. Salah satunya adalah khanti-pāramī,
kesabaran. Ini adalah kemampuan untuk :
- Menahan penderitaan tanpa kebencian
- Menghadapi hinaan tanpa balas dendam
- Menunggu dengan penuh pengertian dan welas asih
Buddha sendiri memberi teladan luar biasa dalam hal ini. Dalam Khantivādī
Jātaka, Beliau sebagai pertapa Khantivādī disiksa oleh raja yang kejam, namun
tetap tidak menunjukkan kemarahan. Beliau berkata, “Kesabaran adalah kekuatan
sejati seorang pertapa.”
2. Kesabaran Mengalahkan Kemarahan
Dalam Dhammapada ayat 5, Buddha bersabda :
“Kebencian tidak akan pernah berakhir dengan kebencian, tetapi dengan
cinta kasih dan kesabaran. Inilah hukum yang abadi.”
Kesabaran adalah penangkal dari kemarahan. Ia mendinginkan hati yang
panas, menjernihkan pikiran yang keruh, dan membuka jalan menuju kebijaksanaan.
3. Kesabaran dalam Latihan Sehari-hari
- Ketika anak rewel atau pasangan bersikap tidak sesuai harapan, kita
belajar menahan reaksi spontan dan merespons dengan pengertian.
- Saat macet, kita bisa memilih untuk tidak marah, melainkan mengembangkan metta, demikian juga ketika kita disalip atau dilanggar
kendaraan lain dengan kasar.
- Saat meditasi terasa membosankan atau sulit, kita tetap duduk, mengamati
napas, dan tidak menyerah.
Kesabaran bukan berarti lemah. Justru, orang yang sabar adalah orang
yang kuat. Seperti pepatah Pāli dalam Dhammapada 184 : “Khantī
paramaṁ tapo titikkhā” (Kesabaran adalah
praktik bertapa yang tertinggi)
4. Buah dari Kesabaran
- Kita tidak mudah terguncang oleh keadaan luar.
- Orang sabar lebih mudah diterima dan dicintai.
- Kesabaran membuka jalan bagi kebijaksanaan dan pembebasan.
Marilah kita menjadikan kesabaran sebagai pelita dalam hidup. Dalam
dunia yang serba cepat dan penuh tantangan ini, kesabaran adalah pelindung
batin kita. Ia bukan hanya menahan, tetapi juga memahami, memaafkan, dan
mencintai.
Semoga kita semua mampu mengembangkan khanti-pāramī dalam kehidupan
sehari-hari, demi kebahagiaan diri sendiri dan semua makhluk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar