Translate

Rabu, 09 Februari 2022

Berkah Yang Sesungguhnya Dalam Kehidupan

Banyak orang mengira bahwa berkah itu adalah ketika mendapatkan keberuntungan, kekayaan yang berlimpah, umur panjang, sehat, terkenal, berkedudukan tinggi, memiliki istri yang cantik, memiliki suami yang tampan dan lain sebagainya. Akan tetapi sebenarnya bukanlah demikian. Tathagata melihat, bahwa berkah itu tidak sekadar hanya itu, itu adalah berkah yang sifatnya duniawi. Berkah yang sebenarnya adalah sejauh mana seseorang berbuat bajik. Itu adalah berkah utama. Itu adalah berkah yang unggul atau manggala utama.

Ketika melakukan kebajikan, rendah hati, menghormat kepada yang patut dihormati, mampu menyokong orang tua, anak, istri dan kerabat. Mampu mempraktekkan sila dengan baik. Menjauhi perbuatan-perbuatan buruk, perbuatan tercela, suka berbagi, itu adalah berkah yang sesungguhnya. Suka mengunjungi kaum bijaksanawan, mendengarkan ajarannya, memberikan respek hormat, itu adalah berkah utama. Mengapa? Karena kebajikan tersebut mengantar seseorang pada kebahagiaan. Orang yang berbuat bajiklah orang yang pasti mendapatkan kebahagiaan.

Umur panjang, kekayaan melimpah, terkenal, yang dikatakan di awal tadi adalah berkah, apakah selalu membahagiakan? Belum tentu. Tetapi orang yang berbuat bajik sudah pasti berbahagia. Berdampak memberikan manfaat yang tidak lain adalah kebahagiaan. Maka berkah yang sesungguhnya itu adalah ketika kita melakukan yang terbaik dalam hidup ini, yaitu dengan melakukan kebajikan dan hal-hal yang bermanfaat. Kalau ingin mandapatkan berkah utama, kita harus melakukan banyak kebajikan, mengisi hidup ini dengan hal-hal yang bermanfaat, maka setiap hari, setiap moment adalah berkah ketika kebajikan dilakukan.

Mengapa dalam hidup ini hendaknya mendapatkan berkah utama? Karena berkah utama itu merupakan syarat dasar bagi terwujudnya batin yang bersih, disertai dengan tekun berlatih meditasi merupakan sarana menuju hancur leburnya kilesa, yaitu hancur leburnya kotoran batin merealisasi Nibbana.

Kembali ke awal tulisan ini, berkah yang sifatnya duniawi itu bukannya tidak diperlukan, tetapi juga diperlukan, jika dimanfaatkan dengan baik maka akan menjadi penunjang yang sangat membantu dan sangat memudahkan dalam mendapatkan berkah utama. Beberapa contoh, misalnya kalau kita memiliki kekayaan yang melimpah, sehat, dan umur panjang, maka kita akan lebih mudah untuk berbuat bajik yang banyak dan berkesinambungan, seperti :  menyokong orang tua, anak, istri, kerabat, rahib, vihara dan siapapun yang membutuhkan bantuan dana. Mudah untuk berbagi, dan mudah pergi kemana saja menemui para bijaksanawan untuk berguru dan lain sebagainya.

Demikianlah uraian singkat ini. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar