Yang Maha Kuasa (YMK) itu ada, buktinya kita
tidak bisa menghadirkan sesuatu yang kita inginkan dengan seketika, kita tidak
bisa menghadirkan sesuatu semau-mau kita dengan mudah, harus diusahakan
terlebih dahulu melalui perjuangan, menggunakan pikiran, ucapan & tindakan.
Itu artinya adalah, bahwa ada persyaratan tertentu yang harus kita penuhi,
persyaratan "dari YMK". Apakah YMK itu adalah hukum sebab-akibat,
atau yang lain, tidaklah terlalu penting.
Justru yang penting, yang harus kita ketahui itu adalah, berlakunya
hukum-hukum universal alam semesta, yang tidak bisa kita hindari (kita tolak).
Dan yang sangat terkait dengan keselamatan perjalanan hidup makhluk-makhluk,
termasuk manusia, adalah berlakunya hukum sebab-akibat (hukum karma). Yang
sangat penting itu KUHAP (Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana), bukan sang
penyusun KUHAP. Hukum karma harus kita indahkan, harus kita sikapi dengan baik
& benar jika ingin selamat, ingin mencapai kebebasan, yaitu kebahagiaan
hakiki (kebahagiaan non inderawi kekal abadi). Salah menyikapi hukum karma
dengan baik & benar, mengakibatkan penderitaan & sengsara. Menyembah
& bermohon kepada YMK tidak bisa merubah keadaan yang menimpa diri kita,
delusi belaka. Hukum karma menjelaskan, bahwa sesuatu yang menimpa diri kita,
itu disebabkan oleh perbuatan kita sendiri di masa lampau, termasuk di
kehidupan kita di masa lampau. Mengindahkan hukum karma itu tidak mudah, perlu
pendalaman & praktek yg serius. Mengindahkan secara baik & benar terhadap
berlakunya hukum karma adalah : memperbanyak perbuatan baik, mengurangi
perbuatan jahat, dan tidak dungu (tahu mana yg benar / baik & mana yg salah
/ buruk), atau biasa juga dikatakan sebagai : tidak membenci, tidak serakah dan
berupaya mensucikan hati & pikiran.
Blog ini menampilkan tulisan-tulisan yang dapat dikategorikan sebagai tulisan : Pengetahuan Benar, Wawasan, Kata-Kata Bijak, Lain-lain. Jika pembaca tidak sependapat dengan tulisan yang ada dalam blog ini, tolong abaikan saja dan lupakan! Terima kasih.
Translate
Kamis, 19 Juli 2018
Rabu, 18 Juli 2018
Tuhan tidak egois.
Melayani Tuhan itu bukan berarti menyembah dan lain
sebagainya, melainkan melayani / menyayangi sesama, sesama makhluk, dan menyayangi lingkungan alam sekitar. Menyayangi sesama (banyak berbuat baik kepada sesama) adalah melayani Tuhan. Tuhan tidak
egois.
Jumat, 06 Juli 2018
Bayi lahir tidak suci.
Bayi lahir itu tidak suci, tapi sudah punya dosa asal. Bayi (anak kecil) itu tanpa diajari sudah punya naluri untuk menyerang (memukul) pihak lain, jika kenyamanannya terusik. Punya hawa nafsu. Makhluk yang punya hawa nafsu itu berarti tidak suci, punya dosa asal. Dari sini jelas eksis nya hukum karma. Hukum karma itu nyata. Dosa asal, berasal dari kehidupan lampau manusia. Sehingga manusia dilahirkan dalam keadaan yang berbeda-beda. Secara garis besar tergantung dari perilaku buruk (karma buruk) & perilaku baik (karma baik) masa lampau. Karma buruk akan mengakibatkan kelahiran dalam kondisi fisik yang buruk, berparas buruk, bahkan cacat, idiot, lahir dalam keluarga miskin dan lain sebagainya. Karma baik akan mengakibatkan hal yang sebaliknya. Kesimpulannya, manusia tidak hanya hidup satu kali, melainkan berkali-kali, dan akan berakhir ketika sudah menjadi suci, tidak memproduksi dosa baru, mencapai posisi Arahat, mencapai penerangan sempurna (enlightened), merealisasi Nibbana, yang adalah merupakan tujuan akhir semua makhluk hidup.
Langganan:
Postingan (Atom)