Janganlah mengejar sesuatu yang rendah
Janganlah hidup dalam kelengahan
Janganlah menganut pandangan-pandangan salah, dan
Janganlah terikat pada keduniawian
Blog ini menampilkan tulisan-tulisan yang dapat dikategorikan sebagai tulisan : Pengetahuan Benar, Wawasan, Kata-Kata Bijak, Lain-lain. Jika pembaca tidak sependapat dengan tulisan yang ada dalam blog ini, tolong abaikan saja dan lupakan! Terima kasih.
Translate
Kamis, 26 April 2018
Rabu, 25 April 2018
Surga & Tuhan.
Masuk surga atau tidak itu melulu tergantung
dari perbuatan seseorang semasa hidup (apapun agamanya) seturut dengan berlakunya hukum universal yang berlaku bagi alam
semesta, yaitu hukum
sebab-akibat (hukum tabur-tuai, hukum karma) yang bekerja secara otomatis. Kalau hukum
universal alam semesta ini disebut hukum Tuhan juga boleh, karena Tuhan adalah
sebutan bagi sesuatu yang
sangat tinggi, sangat rahasia, yang tak terpikirkan dan lain sebagainya. Apakah benar Tuhanyang menciptakan manusia.? Jika iya maka seolah-olah Tuhan itu adalah oknum
atau pribadi (Tuhan yang
di berhala kan). Rasanya lebih rasional jikalau dibilang Tuhan itu adalah
fasilitator sehingga semua yang ada ini ada, termasuk manusia & makhluk-makhluk lainnya. Demikian & mudah-mudahan bisa difahami maksudnya.
Senin, 23 April 2018
Surga & Neraka.
Menurut logika yang sehat;
karena "Tuhan" itu Maha Adil, meskipun Surga & Neraka itu kekal adanya, maka
kita tidak akan masuk kesana selamanya, melainkan tergantung dari perbuatan
kita masing-masing di hidup ini. Hidup kali ini selama sekian tahun tidak akan bisa mencelakakan / membahagiakan inderawi selamanya, pasti ada akhirnya. Kecuali jika telah mencapai kesucian sempurna (merealisasi Nibbana, merealisasi kebahagiaan hakiki non inderawi). Marilah kita banyak berbuat baik
& menghindari berbuat jahat serta selalu berlatih meditasi dengan benar sebagai tindak lanjutnya.
Minggu, 22 April 2018
Dua Versi Ajaran.
Yang
satu mengajarkan untuk berbuat baik dan mengindahkan semua aturan-aturan dari Sang Maha Pengatur agar setelah mati diberi kenikmatan kekal. Kondisi kehidupan &
setelahnya; mutlak ditentukan oleh Sang Maha Pengatur.
Yang
satunya lagi mengajarkan berbuat baik & berusaha mengeliminir perbuatan
buruk dalam menyikapi berlakunya hukum universal sebab-akibat yang maha kuasa, yang bekerjanya secara otomatis tanpa henti, yang tidak
dapat ditawar-tawar; untuk mencapai seberang = padam kekal, bebas
dari belenggu Samsara, bebas dari segala penderitaan & kekecewaan yang bisa
terjadi yang menyertai terjadinya kelahiran & kematian yang berulang-ulang di
berbagai alam kehidupan, yaitu dengan cara mengembangkan kerelaan, kemoralan &
konsentrasi (meditasi) secara tekun & berkesinambungan yang tak berbatas waktu. Sehingga dengan
demikian baik buruknya kondisi perjalanan hidup itu ditentukan oleh diri
sendiri.
Sabtu, 21 April 2018
Teman Baik.
“Bagi seorang dengan teman-teman yang baik, maka kualitas-kualitas
bermanfaat yang belum muncul menjadi muncul & kualitas-kualitas tidak bermanfaat yang telah muncul
menjadi berkurang.”
Kamis, 19 April 2018
Perbuatan Benar.
Perbuatan Benar atau Tindakan Benar
adalah unsur keempat dari Jalan Mulia Berunsur Delapan,
yang sangat terkait dengan perjalanan hidup manusia dalam mencapai kebebasan
(kebahagiaan) yang hakiki (terlepas dari belenggu Samsara), yang harus
dipedomani & dipraktekkan dengan baik (sungguh-sungguh). Perbuatan Benar
adalah bertindak benar secara moral, sebagai berikut :
1. Menahan diri dari pembunuhan makhluk hidup.
2. Menahan diri dari bentuk-bentuk pencurian, apapun itu.
3. Menahan diri dari perbuatan seksual yang tidak dibenarkan (asusila).
4. Menahan diri dari berkata-kata yang tidak benar.
5. Menahan diri dari meminum minuman atau menkonsumsi obat-obatan
yang dapat menimbulkan ketagihan & melemahkan kesadaran.
Praktisi berupaya tidak melakukan perbuatan yang dapat mencelakakan diri sendiri maupun orang / makhluk lain, tidak termotivasi oleh egonya & sebaliknya membuka hati untuk perduli pada kesejahteraan orang / makhluk lain.
1. Menahan diri dari pembunuhan makhluk hidup.
2. Menahan diri dari bentuk-bentuk pencurian, apapun itu.
3. Menahan diri dari perbuatan seksual yang tidak dibenarkan (asusila).
4. Menahan diri dari berkata-kata yang tidak benar.
5. Menahan diri dari meminum minuman atau menkonsumsi obat-obatan
yang dapat menimbulkan ketagihan & melemahkan kesadaran.
Praktisi berupaya tidak melakukan perbuatan yang dapat mencelakakan diri sendiri maupun orang / makhluk lain, tidak termotivasi oleh egonya & sebaliknya membuka hati untuk perduli pada kesejahteraan orang / makhluk lain.
Langganan:
Postingan (Atom)