Translate

Sabtu, 12 Oktober 2019

Jika dunia ini segalanya Tuhan yang menentukan



Jika dunia ini segalanya Tuhan yg menentukan
mungkin aku sebagai manusia
tidak perlu lelah merencanakan ini semua.

Biarpun direncanakan ataupun tidak direncanakan
semuanya dari awal sudah ditentukan.

Jika kebahagian dan penderitaan merupakan suatu kehendak
aku tidak akan perlu mencari lagi dimana sumber kebahagian
yang bisa kuperoleh di dunia ini untuk mengakhiri penderitaan

Karena iman yang buta...
Manusia tidak mau menerima suatu bukti kebenaran
maka selamanya dia akan terbelenggu oleh kebodohannya sendiri...
Bila ia hanya percaya apa yang ia dengar dan ia baca

Siang dan malam aku merenung
kenapa aku ada di dunia ini...
Semuanya hanya menjawab karena aku adalah ciptaan Tuhan.
Jika manusia adalah ciptaanya
kenapa begitu banyak belenggu penderitaan, kemiskinan, dan kebodohan...
aku bertanya tanya tapi tidak menemukan jawaban itu...
semua hanya bisa menjawab itulah cobaan...
atas dasar apa Tuhan menguji dan mencobai manusia ?
apa karena ketidak tahuan Tuhan

Waktu berlalu berkalpa-kalpa, sangat amat lama sekali
dan saat ini aku menemukan jawabannya...
jika bukan karena Sang Tathagata Sakyamuni
mungkin aku disini akan duduk pasrah menerima semua kehendak
tanpa perlu mencari penyebabnya
baik kebahagiaan ataupun penderitaan

Jika itu adalah kehendak...
mungkin manusia yang terlahir sengsara
dikarenakan segala penderitaan
akan berkata Tuhan adalah sumber malapetaka bagi mereka

Karena adanya sabda Tathagata Sakyamuni
membuat pikiran ini terbuka untuk melangkah
dihari depan yg lebih baik

Sesungguhnya nasib & takdir ini
aku sendiri yang menentukan, bukan Tuhan,
Aku adalah pemilik karma ku sendiri,
mewarisi karma ku sendiri,
lahir dari karma ku sendiri,
berhubungan dengan karma ku sendiri
dan berlindung pada karma ku sendiri
Apapun yang kulakukan, baik maupun buruk,
aku akan mewarisinya.

Terimakasih Tathagata Sakyamuni...
Engkaulah Guruku, Guru Umat Manusia dan Dewa... 
yang sudah membabarkan rahasia semesta alam...

Kamis, 10 Oktober 2019

Berbuat baik

Air tak selalu jernih, begitu juga ucapanku. 
Kapas tak selalu putih, begitu juga hatiku. 
Langit tak selalu biru, begitu juga hidupku. 
Jalan tak selalu lurus, begitu juga langkahku. 
Hasil gambar untuk gambar berbuat baikHanya perbuatan baik yang selalu apabila dipraktekkan 
akan membawa keberuntungan & kebahagiaan.

Sebaik apapun kita, yang benci tetaplah benci... 
Seburuk apapun kita, yang cinta tetaplah cinta... 
Tidak perlu menjelaskan kebaikan kita. 
Karena yang menyukai kita tidak memerlukan itu... 
Sementara yang membenci kita tidak akan percaya dengan itu...

Jalani hidup ini dengan penuh kegembiraan, 
jangan memperbandingkan hidup kita dengan orang lain. 
Sebab Hidup adalah Perjalanan, bukan Pertandingan. 
Selamat siang. Hidup dengan Bahagia, dan... 
Tetaplah menjadi Baik sampai Akhir.

Sabtu, 05 Oktober 2019

Manusia

Dalai Lama, sewaktu ditanya apakah yang paling membingungkan di dunia ini, beliau menjawab : "Manusia". Karena manusia mengorbankan kesehatannya untuk mendapatkan uang. Lalu ia mengorbankan uang untuk mengembalikan kesehatannya. Dan Lalu ia begitu cemas dengan masa depan sehingga tidak dapat menikmati saat ini, hasilnya ia tidak hidup pada masa ini atau masa depan, dia hidup seolah ia tidak akan pernah meninggal, dan lalu ia meninggal tanpa benar-benar memiliki kehidupan (menikmati apa itu hidup).

Rabu, 02 Oktober 2019

Ketuhanan Yang Maha Esa & Pengetahuan Spiritual Lainnya



1.      Tuhan itu dipahami oleh kebanyakan orang seolah-olah sebagai pribadi atau entitas. Mengapa Tuhan itu tidak dipahami saja sebagai “Impersonal” & “tidak bisa digambarkan secara lugas”?
2.      Tuhan itu dipahami oleh kebanyakan orang sebagai Yang Maha Kuasa & Pencipta segala sesuatu. Mengapa tidak dipahami saja bahwa segala sesuatu itu ada karena ada sebabnya? Atau segala sesuatu yang terjadi atau suatu akibat itu terjadi karena ada sebabnya? Hukum sebab-akibat ini tegas memenuhi kaidah Sains & diterima oleh logika. Sekarang bagimana dengan; apabila segala sesuatu itu belum ada, sehingga sebab awal atau sebab mula-mula atau kausa prima nya itu seperti apa & bagaimana? Nah kalau sudah sampai disini, itu adalah merupakan pertanyaan besar. Dan pertanyaan besar itu bisa dibungkam dengan jawaban bahwa itu sudah menjadi ketentuan atau Hukum Alam nya memang begitu. Sehingga dalam hal ini Hukum Alam itu dapat dikatakan sebagai Yang Maha Kuasa dan Pencipta segala sesuatu. Semua yang terjadi adalah karena hukum alam, hukum alamnya begitu sehingga sesuatu hal itu bisa terjadi. Hukum Alam Yang Maha Kuasa itu masuk didalam ranah Ketuhanan Yang Maha Esa yang adalah Kata Sifat, Kata Sifat itu kekal karena bukan Kata Benda. Sedangkan Tuhan Yang Maha Esa itu dapat dipahami sebagai pribadi atau entitas yang dapat dipahami juga sebagai Kata Benda. Berlakulah Hukum Sebab-Akibat yang merupakan manifestasi dari Hukum Alam. Dimana suatu sebab akan menghasilkan akibat, atau suatu akibat atau kejadian itu ada karena ada sebabnya. Suka atau tidak suka pernyataan ini sekali lagi memenuhi kaidah sains.
3.      Tuhan itu dipahami oleh kebanyakan orang sebagai mempunyai kehendak, mencobai manusia, menghukum manusia & memberi pahala kepada manusia. Mengapa tidak dipahami saja bahwa semua yang menimpa kepada diri manusia itu jika dikaitkan dengan berlakunya Hukum Sebab-Akibat, berlakunya Hukum Tabur-Tuai atau Hukum Karma, adalah merupakan buah-buah yang dia petik atau dia panen dari sebab-sebab atau karma-karma masa lalu manusia yang bersangkutan, baik itu masa lalu di hidupnya yang sekarang ini dan atau masa lalu di hidup-hidup sebelumnya. Jika Tuhan itu mempunyai kehendak sebagaimana yang dipahami selama ini oleh banyak orang, maka kehendak tersebut terlalu remeh & tidak mencerminkan Tuhan Yang Maha Agung.
4.      Hidup itu dipahami oleh kebanyakan orang adalah hanya satu kali, dan setelah itu masuk atau hidup di Alam Surga atau Alam Neraka. Masuk Surga atau masuk Neraka itu sampai kapan? Mengapa tidak dipahami saja yang relevan dengan Hukum Sebab-Akibat, yaitu bahwa hidup itu berkali-kali, setelah mati maka akan terlahir & hidup di alam yang lain, di alam berikutnya. Yang akan dialami di alam berikutnya ini adalah alam kebahagiaan, alam penderitaan, atau campuran antara kebahagiaan dan penderitaan sebagaimana hidup di alam manusia sebagai manusia, itu adalah sesuai dengan buah karma di hidup sebelumnya. Rentetan kehidupan manusia atau makhluk lain itu akan berakhir & tidak akan terlahirkan kembali di alam manapun, atau padam, hal tersebut akan terjadi ketika manusia atau makhluk lain itu sudah tidak lagi memproduksi dosa baru, sudah menjadi makhluk suci, kekotoran batinnya sudah behasil dihancurkan. Berakhirnya kehidupan atau padam itu adalah tujuan akhir dari rentetan perjalanan hidup manusia, dan juga makhluk lainnya, yaitu telah mencapai atau merealisasi kebahagiaan hakiki kekal selamanya.
5.      Yang banyak dipahami oleh kebanyakan orang itu adalah bahwa alam kehidupan itu hanya ada tiga, yaitu alam dunia, baik yang kasat mata maupun yang tidak kasat mata, alam Surga dan alam Neraka. Mengapa tidak mempertimbangkan untuk mempercayai yang di klaim sebagai kebenaran oleh orang-orang suci bahwa alam kehidupan itu secara garis besar ada 31 kelompok. Yaitu :
·         4 Tingkat Alam Kemerosotan yang terdiri dari Alam Neraka yang mempunyai 8 tingkat kesengsaraan, Alam Iblis, Alam Setan dan Alam Binatang.
·         1 Alam Manusia.
·         6 Tingkat Alam Surga atau 6 tingkat Alam Dewa.
·         16 Tingkat Alam Brahma Berbentuk, dan
·         4 Tingkat Alam Brahma Tak Berbentuk.

6.      Yang banyak dipahami oleh kebanyakan orang itu adalah bahwa binatang itu misalnya sapi, ikan dan sebagainya itu diciptakan adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia, untuk dikonsumsi oleh manusia, dan lain sebagainya. Sedangkan Iblis dan Setan itu diciptakan untuk menggoda iman manusia. Kalau seperti itu maka enak di manusia & tidak enak atau sengsara menjadi binatang, apalagi menjadi Iblis atau Setan yang selalu merasakan hidup menderita, kepanasan, kelaparan & kehausan. Jadi kalau boleh memilih mending tidak diciptakan sebagai apapun agar tidak mengalami & tidak merasakan apa-apa, tidak mempunyai resiko masuk neraka, terlahir spontan mejadi Iblis atau Setan. Ketahuilah bahwa ada 4 macam kelahiran yaitu lahir melalui telur, melalui rahim atau melalui kandungan, lahir dalam kelembaba, dan lahir secara spontan. Lahir di Neraka, menjadi Iblis, menjadi Setan, menjadi dewa dan lahir menjadi makhluk Brahma itu lahirnya secara spontan. Kelahiran ini tidak memerlukan orang tua, lahir langsung dewasa. Sains belum mengetahui tentang kelahiran dengan cara spontan ini. Sedangkan yang lahir melalui kelembaban itu contohnya adalah cacing tanah, cacing atau larva bangkai, nyamuk, lalat, katak dan lain-lain. Kebanyakan serangga lahir dengan cara ini, melewati kelembaban. Selanjutnya mengapa tidak dipahami bahwa makhluk Neraka, binatang, Iblis, Setan, Dewa & makhluk Brahma itu adalah seperti kita-kita ini, yang sedang menjalani hidup di alam lain, sebagai hasil dari perilaku di hidup sebelumnya, sesuai dengan karma buruk atau karma baiknya di masa lampau.
7.      Yang tidak bisa diketahui itu diantaranya adalah jumlah makhluk hidup, batas-batas alam semesta dan umur alam semesta. Jumlah makhluk hidup itu adalah tak terhingga, sebab yang belum ada akan ada, kecuali yang sudah padam tidak akan ada  lagi, sudah bahagia hakiki kekal selamanya. Alam semesta itu tidak ada batasnya. Demikian juga dengan umurnya, karena setelah sebagiannya yang merupakan tatasurya atau melky way rusak, atau kiamat akan muncul lagi tatasurya atau melky way yang baru. Demikian seterusnya yang tak berbatas waktu. Selain hal-hal tadi tidak bisa diketahui, maka kalau mengetahui pun tidak mempunyai pengaruh apa-apa dalam upaya kita merealisasi tujuan akhir dari rentetan kehidupan ini. Karena untuk mencapainya itu melalui Jalan Mulia Berunsur Delapan.