Translate

Sabtu, 06 Oktober 2018

Tuhan, Alam Semesta, Isinya, dan Hukum Yang Menyertainya.

1. Apakah Tuhan itu ada? Kalau yang dimaksud adalah Tuhan seperti yang difahami oleh kebanyakan orang, yang berkenan mencobai manusia, menghukum, melaknat, memberi pahala, dan lain sebagainya itu tidak ada.
2. Jadi yang disebut Tuhan itu apa? Tidak tahu. Tapi kalau dipaksa untuk menjelaskan lebih lanjut, yang sebenarnya tidak bisa dijelaskan karena tak terpikirkan, maka penjelasan yang mendekati kebenaran adalah bahwa, Tuhan itu bukan pribadi atau person, adalah yang mutlak, yang abadi, yang tanpa awal & tanpa akhir, yang adil, yang maha kuasa, katakan saja adalah fasilitator dari segala sesuatu yang ada ini bisa ada.
3. Apakah Tuhan itu perlu disembah, dipuja-puji & dihormati? Tidak perlu.
4. Jadi harus bagaimana supaya manusia atau makhluk hidup itu bisa selamat dengan tujuan akhir adalah bahagia hakiki selamanya? Manusia atau makhluk lain dalam hidupnya harus bisa menyikapi dengan baik & benar berlakunya hukum-hukum universal alam semesta yang ada, utamanya adalah hukum sebab-akibat atau biasa juga disebut sebagai hukum hukum tabur-tuai atau hukum karma.
5. Prakteknya bagaimana? Hidup dengan berupaya mengikis killesa (kekotoran batin), yang akarnya adalah serakah, membenci & dungu (tidak tahu mana yang baik / benar, dan mana yang buruk / salah), yaitu mempraktekkan Sila (norma, kaidah, peraturan, sikap, perilaku, sopan santun, dan sebagainya), Samadhi (konsentrasi, fokus, atau meditasi) & Panna (kebijaksanaan), yaitu memahami & mempraktekkan Jalan Mulia Berunsur delapan (JMBD).
6. Apakah manusia & makhluk lain itu hidupnya hanya sekali? Berkali-kali sampai mereka bisa mewujudkan hasil akhir dari praktek JMBD.
7. Hasil akhir praktek JMBD itu apa? Telah mencapai penerangan sempurna (Enlightened), telah menjadi Arahat, adalah hasil akhir dari praktek meditasi Samatha & Vipassana yang dilakukan secara tekun, terus-menerus & berkesinambungan melalui banyak sekali kehidupan, dan sudah tidak lagi memproduksi dosa baru (melakukan karma buruk).
8. Bahagia hakiki selamanya itu apa? Telah padam, tidak terlahir kembali sebagai makhluk apapun yang hidup di alam-alam kehidupan yang ada, yang beraneka macam, mengarungi Samsara kehidupan.
9. Bagaimana itu padam bisa dikatakan sebagai bahagia hakiki selamanya? Tidak bisa diceritakan. Minimalnya seperti orang pingsan, itu bisa dikategorikan sebagai bahagia hakiki karena tidak merasakan apa-apa, tidak merasakan sakit dan sebagainya. Persisnya seperti apa itu bahagia hakiki selamanya, harus dialami sendiri. Selamanya karena yang sudah padam itu tidak akan hidup kembali.
10. Apakah berdoa itu perlu / baik? Berdoa itu boleh, tapi sebaiknya setelah selesai melakukan kebajikan, dan doanya seperti ini, semoga dengan kebajikan yang telah saya lakukan (merenungi perbuatan baik yang telah dilakukan), akan membuahkan kebahagiaan dan terlepas dari penderitaan. Semoga semua makhluk berbahagia. Atau jika kita melakukan pelimpahan jasa kepada orang tua kita yang sudah meninggal, maka doanya adalah semoga dapat meringankan penderitaan orang tua kita di alam Samsara nya saat ini.
11. Paritta itu apa? Paritta berbeda dengan doa. Paritta adalah pengucapan kembali sabda-sabda guru agung kita yang disertai dengan kesungguhan, pemahaman, konsentrasi, keyakinan yang mantap & perasaan cinta-kasih penuh, agar bermanfaat sesuai tujuan dibacakannya paritta.
12. Kapankah awal dari terbentuknya alam semesta & makhluk hidup? Tidak dapat diketahui lagi karena saking sudah lamanya, dapat dikatakan tanpa awal & juga tanpa akhir. Demikian juga dengan jumlah makhluk hidup, tidak diketahui jumlahnya, jumlahnya tak terhingga, meskipun banyak yang sudah padam, namun makhluk hidup tidak pernah habis, sehingga semua makhluk harus ada, tanpa kecuali, semuanya harus hidup mengarungi samudra Samsara.
13. Apakah populasi manusia itu diawali oleh satu orang? Tidak. Sekaligus banyak, berawal dari bentuk-bentuk cahaya yang datang dari alam Abhassara (Alam Brahma Gemerlapan), dan tidak langsung seperti bentuknya yang sekarang ini, belum punya jenis kelamin, belum ada tangan, kaki & anggota tubuh lainnya.
14. Apakah kiamat itu ada? Kiamat kecil-kecil (planet -> termasuk bumi & galaksi) hancur selalu ada, dan berulang-ulang. Kiamat kecil & terbentuk kembali secara berulang dalam kurun waktu yang sangat lama sekali pada tiap-tiap periodenya. Kiamat total tidak ada, alam semesta ini dapat dikatakan tanpa awal & tanpa akhir, namun selalu berubah, dinamis = anicca.

Jumat, 05 Oktober 2018

Gadget.

Teknologi itu diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Contohnya, Laptop digunakan sebagai alat bantu membabarkan ajaran agama, alat bantu khotbah dan lain-lain. Jadi Laptop atau Gadget itu tidak apa-apa digunakan sebagi alat bantu ibadah dan lain sebagainya. Kitab suci bisa di unduh dari internet & dimasukkan ke Smartphone atau Laptop. Banyak juga pemimpin agama yang menulis buku yang sumbernya kitab suci, untuk memudahkan umat memahami ajaran yang terkandung di dalam kitab sucinya. Jadi menurut saya tidak apa-apa memanfaatkan kemajuan teknologi untuk keperluan agama, yang tujuan akhirnya supaya umat bisa mempraktekkan ajaran agamanya di kehidupannya sehari-hari sesuai dengan ajaran kitab sucinya. Yang penting kitab suci itu tetap ada, tidak hilang. Yang penting umat beragama bisa memahami ajaran kitab sucinya dengan benar, dan yang lebih penting lagi adalah bisa mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-harinya dengan benar pula, tidak serakah dengan segala turunannya, tidak membenci dengan segala turunannya & tidak dungu dengan segala turunannya, bukan sehari-hari memeluk erat-erat kitab suci tapi kurang memahami isi yang tertulis di dalamnya.

Praktek Agama.

Agama itu diciptakan guna menata diri & menata kaum sendiri, bukan kaum yang lain. Agama itu nyatanya sangat sensitif. Kenapa? Karena ada agama yang lain, yang berbeda, meskipun tujuan pokoknya sama, yaitu untuk kebaikan / keselamatan diri, kebaikan sesama & kebaikan / keselamatan lingkungan alam sekitar. Jadi jelaslah bahwa mempraktekkan ajaran agama itu tidak boleh mengganggu ketentraman umum, mengganggu / menyinggung perasaan umat lain, yang mana menata diri bukan menata umat lain. Mempraktekkan ajaran agama itu hendaknya selaras dengan aturan hukum, aturan tatakrama, aturan budi pekerti, sopan, santun & tidak menebar kebencian. Sudahkah kita menyadari itu semua secara mendalam & melaksanakannya?? 

Senin, 01 Oktober 2018

Alam setan.


Sebelum menjelaskan tentang alam setan maka ada baiknya saya uraikan terlebih dahulu secara singkat tentang Kammabhumi, Apayabhumi atau 4 alam kemerosotan dan kammasugatibhumi.
Kammabhumi adalah alam kehidupan dimana makhluk-makhluk yang ada di dalamnya adalah makhluk-makhluk yang sangat terikat dengan pancaindera, selalu ingin memuaskan nafsu-nafsu inderawinya. Kammabhumi terdiri dari Apayabhumi dan Kammasugatibhumi.
Apayabhumi atau 4 alam kemerosotan adalah alam kehidupan yang menyedihkan, makhluk-makhluknya mengalami penderitaan. Alam terbaik dari 4 alam ini adalah alam binatang.
Kammasugatibhumi adalah alam kehidupan dimana makhluk-makhluk yang ada di dalamnya menikmati kesenangan inderawi, kecuali di alam manusia atau Manusabhumi dimana penghuninya yaitu manusia bisa menikmati kesenangan-kesenangan inderawi maupun didera penderitaan, hal ini sangat tergantung dari karmanya masing-masing dan bagaimana cara manusia bisa me manage keinginan atau me manage nafsu-nafsu inderawinya.

Alam Setan merupakan salah satu dari 4 alam kemerosotan tersebut diatas, atau merupakan salah satu dari 4 alam yang tergolong dalam Apayabhumi.
Yang masuk dalam kategori alam kemerosotan atau Apayabhumi adalah :
1) Alam Neraka (Niraya-bhumi),
2) Alam Setan (Peta-bhumi),
3) Alam Raksasa (Asurakaya-bhumi), dan
4) Alam Binatang (Tiracchana-bhumi),

Sekarang akan saya uraikan tentang Alam Setan.
Alam Setan atau alam 'Peta', dimana kata ‘peta’ terbentuk atas dua kosakata, yaitu 'pa' yang berarti 'ke depan’, ‘menyeluruh', dan 'ita' yang berarti 'telah pergi’, ‘telah meninggal'. Artinya adalah Peta itu berasal dari manusia yang sudah meninggal. Peta atau setan berbeda dengan makhluk yang berada di alam neraka yang menderita karena tersiksa, peta atau setan hidup sengsara karena kelaparan, kehausan dan kekurangan. Kejahatanlah yang membuat manusia terlahirkan sebagai setan, disebabkan karena pencurian, korupsi dan perbuatan-perbuatan jahat lainnya yang buruk.
Seperti halnya binatang, setan tidak mempunyai alam khusus milik mereka sendiri. Mereka berada di dunia ini, dan tinggal di tempat-tempat seperti hutan, gunung, tebing, lautan, kuburan, dan sebagainya.
Beberapa jenis setan mempunyai kemampuan untuk menyalin rupa dalam wujud seperti dewa, manusia, pertapa, binatang, atau hanya menampakkan diri secara samar-samar seperti bayang-bayang gelap, dan lain-lain.

Setan terbagi menjadi empat jenis, yakni :
1.       Setan yang hidup bergantung pada makanan pemberian orang lain, dengan cara penyaluran jasa dari orang, dan sebagainya (paradattupajîvika),
2.       Setan yang senantiasa kelaparan, kehausan, dan kekurangan (khuppîpâsika),
3.       Setan yang senantiasa terberangus (nijjhâmataóhika),
4.       Setan yang tergolong sebagai iblis, atau makhluk yang suram (kâlakañcika).
Jenis yang pertama, yaitu Setan yang hidup bergantung pada penyaluran jasa dari orang, setan ini dapat menerima penyaluran jasa karena mereka tinggal di sekitar atau di dekat manusia, sehingga dapat mengetahui pemberian ini, dan ber anumodanâ [menyatakan kanuragaan atas kebajikan yang diperbuat oleh makhluk lain]. Apabila tidak tahu dan tidak ber anumodanâ, penyaluran jasa ini tidak dapat diterima.
Orang yang pada saat-saat menjelang kematiannya masih mempunyai 31 jenis kemelekatan yang amat kuat pada kekayaan, harta benda, sanak-keluarga, dan sebagainya, niscaya akan terlahirkan di alam setan ini.

Ada banyak tulisan dalam kitab yang menggambarkan tentang setan ini dengan cara yang berbeda-beda, tergantung dari sudut mana digambarkannya.
Uraian tentang 4 jenis setan tersebut tadi adalah salah satu dari yang tertulis dalam kitab.
Tulisan lain menggambarkan bahwa setan itu ada 21 macam dan 12 macam.

Yang 21 macam antara lain disebutkan bahwa ada setan yang seperti ini :
~ Setan yang berbulu seperti jarum (sûciloma),
~ Setan yang berbau busuk (duggandha),
~ Setan yang bertubuh bara api (ogilinî),
~ Setan yang tak berkepala (asîsa), dan lain sebagainya.

Sementara yang 12 macam antara lain disebutkan bahwa ada setan yang seperti ini :
~ Setan yang makan ludah, dahak dan muntahan (vantâsikâ),
~ Setan yang makan bangkai (kuópâsa),
~ Setan yang makan tinja (gûthakhâdaka),
~ Setan yang terdorong keinginan tiada habis (taóhaööita),
~ Setan yang memiliki kesaktian (mahiddhika), dan lain sebagainya.

Namun secara umum setan adalah makhluk yang hidupnya sengsara dan menderita kelaparan, kehausan dan sangat berkekurangan, wujudnya menakutkan bagi kebanyakan orang, dan menjijikkan baik wujudnya maupun makanannya, kecuali makanan yang berupa pelimpahan jasa atau berasal dari penyaluran jasa dari orang atau kerabatnya yang masih hidup seperti tersebut diatas.