Translate

Jumat, 06 April 2018

Surga & Nirwana.




Apa yang terjadi kepada kita setelah kehidupan ini tergantung bagaimana kita berkelakuan dalam kehidupan sekarang. Jalan menuju Surga tidaklah cukup hanya dengan berkeyakinan & melakukan secara rutin; memuja, menyembah & memohon. Tetapi yang jauh lebih penting daripada itu adalah dengan banyak berbuat kebajikan, mengindahkan budi pekerti & tatakrama (sopan santun) dan menghindari kejahatan, tidak gampang marah dan lain sebagainya.
Namun jika ingin mencapai kebebasan yang hakiki, terlepas dari belenggu Samsara, merealisasi Nibbana, maka harus menjadi orang suci dengan cara memahami dengan benar serta mempraktekkan Jalan Mulia Berunsur Delapan.

Selasa, 03 April 2018

Pikiran Benar.


Pikiran benar (niat yang benar dalam pikiran) adalah unsur kedua dari Jalan Mulia Berunsur Delapan, yang sangat terkait dengan perjalanan hidup manusia dalam mencapai kebebasan (kebahagiaan) yang hakiki, yang harus dipedomani & dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, adalah sebagai berikut :

1. Pikiran tanpa keserakahan / nafsu duniawi, yaitu pikiran untuk berdana, memberi, melayani.
2. Pikiran tanpa kebencian, yaitu pikiran yang penuh cinta kasih, lembut.
3. Pikiran tanpa kekejaman yaitu pikiran yang penuh dengan belas kasihan / welas asih.

Senin, 02 April 2018

Kebahagiaan Hakiki.


Kalau kita sudah menjalani hidup dengan baik, yaitu : ramah, tidak suka bicara bohong, omong kosong, gossip, fitnah, menjaga sopan santun & tatakrama, gemar berdana, gemar membantu (menolong) orang lain yang membutuhkan, menjaga kelestarian alam sekitar & perbuatan-perbuatan baik yang lainnya. Lalu apa yang ditakutkan? Kalau masih celaka jangan menyalahkan siapa-siapa, gak perlu disesali, lebih berhati-hati (waspada) saja. Tidak ada pihak lain yang mencelakai kita. Penyebab sebelumnya adalah kita sendiri. Kalau masih menderita / tidak puas itu salah kita sendiri, bathin kita belum berkualitas baik, belum tahan banting, masih perlu banyak belajar teori & praktek. Perilaku hidup baik tersebut diatas merupakan bagian dari upaya mencapai kebahagiaan yang hakiki.
Kebahagiaan hakiki bisa dicapai dengan mensucikan hati & pikiran (melenyapkan semua kekotoran bathin yang masih ada). Bathin yang suci adalah pencipta (sumber) segala perbuatan (perilaku) baik tanpa ada perbuatan buruk. Kebahagiaan hakiki adalah merupakan tujuan akhir dari kehidupan manusia bahkan tujuan akhir kehidupan semua makhluk. Kebahagiaan hakiki tidak bisa diperoleh dari pihak lain dengan cara memuja, menyembah & memohon. Melenyapkan kotoran bathin dengan sempurna untuk mencapai kebahagiaan hakiki itu teori yang terkait sangat banyak sekali, memerlukan praktek & melatih meditasi dengan benar, dengan serius, terus-menerus & berkesinambungan; yang tingkat keberhasilannya selain ketekunan juga tergantung dari bakat masing-masing. Teori & praktek tersebut jauh lebih sukar dibanding teori & praktek yakin memperoleh kebahagiaan hakiki dengan cara memuja, menyembah & memohon kepada pihak lain.