Translate

Senin, 01 Oktober 2018

Alam setan.


Sebelum menjelaskan tentang alam setan maka ada baiknya saya uraikan terlebih dahulu secara singkat tentang Kammabhumi, Apayabhumi atau 4 alam kemerosotan dan kammasugatibhumi.
Kammabhumi adalah alam kehidupan dimana makhluk-makhluk yang ada di dalamnya adalah makhluk-makhluk yang sangat terikat dengan pancaindera, selalu ingin memuaskan nafsu-nafsu inderawinya. Kammabhumi terdiri dari Apayabhumi dan Kammasugatibhumi.
Apayabhumi atau 4 alam kemerosotan adalah alam kehidupan yang menyedihkan, makhluk-makhluknya mengalami penderitaan. Alam terbaik dari 4 alam ini adalah alam binatang.
Kammasugatibhumi adalah alam kehidupan dimana makhluk-makhluk yang ada di dalamnya menikmati kesenangan inderawi, kecuali di alam manusia atau Manusabhumi dimana penghuninya yaitu manusia bisa menikmati kesenangan-kesenangan inderawi maupun didera penderitaan, hal ini sangat tergantung dari karmanya masing-masing dan bagaimana cara manusia bisa me manage keinginan atau me manage nafsu-nafsu inderawinya.

Alam Setan merupakan salah satu dari 4 alam kemerosotan tersebut diatas, atau merupakan salah satu dari 4 alam yang tergolong dalam Apayabhumi.
Yang masuk dalam kategori alam kemerosotan atau Apayabhumi adalah :
1) Alam Neraka (Niraya-bhumi),
2) Alam Setan (Peta-bhumi),
3) Alam Raksasa (Asurakaya-bhumi), dan
4) Alam Binatang (Tiracchana-bhumi),

Sekarang akan saya uraikan tentang Alam Setan.
Alam Setan atau alam 'Peta', dimana kata ‘peta’ terbentuk atas dua kosakata, yaitu 'pa' yang berarti 'ke depan’, ‘menyeluruh', dan 'ita' yang berarti 'telah pergi’, ‘telah meninggal'. Artinya adalah Peta itu berasal dari manusia yang sudah meninggal. Peta atau setan berbeda dengan makhluk yang berada di alam neraka yang menderita karena tersiksa, peta atau setan hidup sengsara karena kelaparan, kehausan dan kekurangan. Kejahatanlah yang membuat manusia terlahirkan sebagai setan, disebabkan karena pencurian, korupsi dan perbuatan-perbuatan jahat lainnya yang buruk.
Seperti halnya binatang, setan tidak mempunyai alam khusus milik mereka sendiri. Mereka berada di dunia ini, dan tinggal di tempat-tempat seperti hutan, gunung, tebing, lautan, kuburan, dan sebagainya.
Beberapa jenis setan mempunyai kemampuan untuk menyalin rupa dalam wujud seperti dewa, manusia, pertapa, binatang, atau hanya menampakkan diri secara samar-samar seperti bayang-bayang gelap, dan lain-lain.

Setan terbagi menjadi empat jenis, yakni :
1.       Setan yang hidup bergantung pada makanan pemberian orang lain, dengan cara penyaluran jasa dari orang, dan sebagainya (paradattupajîvika),
2.       Setan yang senantiasa kelaparan, kehausan, dan kekurangan (khuppîpâsika),
3.       Setan yang senantiasa terberangus (nijjhâmataóhika),
4.       Setan yang tergolong sebagai iblis, atau makhluk yang suram (kâlakañcika).
Jenis yang pertama, yaitu Setan yang hidup bergantung pada penyaluran jasa dari orang, setan ini dapat menerima penyaluran jasa karena mereka tinggal di sekitar atau di dekat manusia, sehingga dapat mengetahui pemberian ini, dan ber anumodanâ [menyatakan kanuragaan atas kebajikan yang diperbuat oleh makhluk lain]. Apabila tidak tahu dan tidak ber anumodanâ, penyaluran jasa ini tidak dapat diterima.
Orang yang pada saat-saat menjelang kematiannya masih mempunyai 31 jenis kemelekatan yang amat kuat pada kekayaan, harta benda, sanak-keluarga, dan sebagainya, niscaya akan terlahirkan di alam setan ini.

Ada banyak tulisan dalam kitab yang menggambarkan tentang setan ini dengan cara yang berbeda-beda, tergantung dari sudut mana digambarkannya.
Uraian tentang 4 jenis setan tersebut tadi adalah salah satu dari yang tertulis dalam kitab.
Tulisan lain menggambarkan bahwa setan itu ada 21 macam dan 12 macam.

Yang 21 macam antara lain disebutkan bahwa ada setan yang seperti ini :
~ Setan yang berbulu seperti jarum (sûciloma),
~ Setan yang berbau busuk (duggandha),
~ Setan yang bertubuh bara api (ogilinî),
~ Setan yang tak berkepala (asîsa), dan lain sebagainya.

Sementara yang 12 macam antara lain disebutkan bahwa ada setan yang seperti ini :
~ Setan yang makan ludah, dahak dan muntahan (vantâsikâ),
~ Setan yang makan bangkai (kuópâsa),
~ Setan yang makan tinja (gûthakhâdaka),
~ Setan yang terdorong keinginan tiada habis (taóhaööita),
~ Setan yang memiliki kesaktian (mahiddhika), dan lain sebagainya.

Namun secara umum setan adalah makhluk yang hidupnya sengsara dan menderita kelaparan, kehausan dan sangat berkekurangan, wujudnya menakutkan bagi kebanyakan orang, dan menjijikkan baik wujudnya maupun makanannya, kecuali makanan yang berupa pelimpahan jasa atau berasal dari penyaluran jasa dari orang atau kerabatnya yang masih hidup seperti tersebut diatas.

Kamis, 27 September 2018

Bermeditasi.

Orang yang sangat hebat, bijak, seimbang & kuat, adalah orang yang mampu menerima bentakan / hujatan tapi tidak kaget, tidak tersulut emosinya, dan tetap tenang, seimbang. Akan tetapi, semua orang nyaris tidak ada yang mampu merealisasi kondisi tersebut. Karena orang yang demikian ini, adalah orang yang sangat terlatih spiritualnya, sangat berat sekali untuk mampu kita lakukan. Tidak semua agama, tepatnya semua guru agama mampu mengajarkan capaian tersebut. Kondisi yang demikian itu hanya bisa dicapai dengan tekun berlatih selalu sadar, selalu fokus, selalu ingat & mengetahui setiap saat apa yang sedang kita kerjakan. Dengan lain perkataan, kondisi yang demikian ini, adalah kondisi meditasi setiap saat, atau kondisi setiap saat bermeditasi. Meditasi itu sendiri adalah merupakan kegiatan spiritual yang paling berharga, dan sangat bermanfaat untuk mengembangkan kebijaksanaan yang maksimal, untuk meraih kondisi ketenangan & keseimbangan yang tiada tara. Secara garis besar ada dua macam meditasi, yaitu meditasi Samatha (Samatha Bahavana) dan meditasi Vipassana (Vipassana Bhavana).

Pertanyaan-pertanyaan Bagus.

Mengapa manusia berdoa?

Karena manusia yakin ada yang menciptakan & menguasai dia, mencobai, menghukum & memberi pahala, yaitu sosok super Yang Maha Kuasa.

Kenapa Yang Maha Kuasa melakukan itu semua? Kenapa Yang Maha Kuasa berkehendak seperti itu? Yang Maha Kuasa punya hajat & punya mainan dengan ciptaan-ciptaannya? Benarkah.?

Atau manusia saja, siapapun dia yang salah berpikir, berpendapat atau berilusi? Atau apakah manusia dikerjain oleh makhluk lain yang jauh lebih tinggi spiritualnya, sehingga dapat diyakinkan pengetahuan / pemahamannya seperti itu? Mungkin makhluk tersebut salah menilai atau salah memahami dirinya sendiri, dia merasa sebagai Yang Maha Kuasa, sehingga menyesatkan manusia? Jika begitu maka makhluk tersebut berdosa.

Apakah Yang Maha Kuasa itu makhluk tapi super? dan punya hajat yang sepele seperti itu? Yang namanya makhluk, itu adalah bagian dari alam semesta, berada dalam ruang & waktu, bukan diluar, bagaimana mungkin menciptakan alam semesta? Dzat atau apapun itu, tetep saja berada di alam semesta, yang kasat mata maupun yang tidak kasat mata.

Apakah Yang Maha Kuasa itu alam semesta? Tidak usahlah alam yang ghaib (alam setan, alam dewa, alam surga, alam neraka, alam brahma dan lain-lain), jagad raya ini saja dimanakah batas-batasnya? Perlukah mengetahuinya? Dimanakah sang pencipta alam semesta berada? Di surga alam ciptaannya sendiri?

Apakah perlunya mengetahui semua itu? Sudah benarkah yang diketahuinya? Itu hanyalah pendapat, keyakinan & katanya saja. Boleh-boleh saja, tidak mengapa. Keyakinan itu belum tentu benar. Gambling! Bagaimana kalau tidak meyakininya karena belum tentu benar?

Marilah kita meyakini kebenaran hukum-hukum yang berlaku di alam semesta ini, baik yang fisik (dijelaskan oleh sains), maupun yang metafisik (dibabarkan oleh orang-orang suci) dengan syarat masuk di akal pikiran sehat kita, serta lulus dari berbagai diskusi yang mendalam. Setelah yakin marilah kita menyikapinya dengan baik & benar, karena kita adalah bagian dari alam semesta itu sendiri, yang tentunya tunduk kepada hukum-hukum alam semesta yang berlaku. Yang Maha Kuasa itu hukum-hukum alam semesta, yang adalah kekal, tanpa awal & tanpa akhir, karena merupakan kata sifat bukan kata benda. Hukum-hukum alam semesta itu adalah fasilitator bagi semuanya ini, sehingga semuanya ini bisa ada & bisa terjadi.

Kemampuan manusia tidak sama, bagaimana kalau keyakinan & yang dikerjakannya salah? Ya tidak apa-apa bagi orang lain, tapi bagi dia berarti mengerjakan hal-hal yang sia-sia, hal tersebut  akan menghambat kemajuan perjalanan hidupnya, dalam merealisasi tujuan akhir, tujuan hidup yang sesunguhnya, dia akan bekerja atau mengembara lebih lama dalam Samsara, dalam mejalani perjalanan kehidupannya, sampainya ke tujuan akhir hidupnya yang berkali-kali itu akan lebih lama, rangkaian kehidupannya (mati & terlahir kembali berulang-ulang) akan lebih lama.

Apakah doa bisa dikabulkan? Syaratnya apa supaya terkabul? Kalau semua manusia berdoa & minta yang mudah-mudah, yang baik-baik, yang enak-enak bagaimana Yang Maha Kuasa mempertimbangkannya? Kalau Yang Maha Kuasa mengabulkan doa berdasarkan usaha yang dilakukannya baik & benar, dan selaras dengan sains, selaras dengan teorinya, dan senantiasa berkelakuan baik, banyak berbuat baik, masih perlukah berdoa? Jikalau perlu berdoa, setidak-tidaknya perlu merubah redaksi atau kata-katanya, yang tidak meminta atau memohon, tapi berharap, dengan kata ‘semoga’. Semoga dengan segala daya upaya & kebajikan yang telah saya lakukan selama ini akan membuahkan hasil kebahagiaan & kesuksesan. Semoga Semua Makhluk Berbahagia.

Kamis, 20 September 2018

Jalan tengah.


Manusia tidak semuanya sama. Ada yang bisa me-manage hati / bathin (pikiran, perasaan, ingatan & kesadaran) dengan baik, banyak yang tidak bisa. Derita & bahagia itu sebenarnya bukan dunia luar penyebabnya. Dunia luar itu netral, tidak berpihak. Dunia luar itu bereaksi karena ada aksi sebelumnya. Derita & bahagia itu kita sendiri yang menciptakan. Ada kecewa, ada sakit secara fisik. Sakit fisik tidak mungkin tidak dirasakan, tapi ikhlas menerima kesakitan & berupaya untuk menyembuhkannya, itulah jalan tengahnya. Marilah kita belajar untuk selalu bisa berjalan di jalan tengah.