Translate

Sabtu, 15 September 2018

31 Alam Kehidupan.


Secara garis besar ada 31 Alam Kehidupan, yang terbagi atas :

1.       Empat Alam Kemerosotan (Apayabhumi) -> (Kammabhumi).
2.       Satu Alam Manusia (Manussabhumi) -> (Kammasugatibhumi) -> (Kammabhumi).
3.       Enam Alam Dewa (Devabhumi) -> (Kammasugatibhumi) -> (Kammabhumi).
4.       Enam Belas Alam Brahma Berbentuk (Rupabhumi).
5.       Empat Alam Brahma Tanpa Bentuk (Arupabhumi).

·         Kammabhumi, adalah alam kehidupan, dimana makhluk-makhluk penghuninya senang dengan nafsu-nafsu indria, terikat dengan Pancaindra.
·         Apayabhumi, adalah alam kehidupan yang menyedihkan.
·         Kammasugatibhumi, adalah alam kehidupan nafsu, yang menyenangkan.

Uraian tentang Empat Alam Kemerosotan dan seterusnya, dapat dibaca pada tulisan yang lain di blog ini.

Minggu, 09 September 2018

Alam kehidupan.



Surga dan Neraka itu juga alam kehidupan, karena penghuninya adalah penghuni yang hidup, bukan mati.
Jika kelakuan seseorang semasa hidup di dunia biasa-biasa saja, seperti orang kebanyakan, yang kelakuannya tidak terlalu baik dan juga tidak terlalu buruk. Setelah meninggal dunia dia akan masuk Neraka kekal atau masuk Surga yang kekal? Logikanya dia akan masuk diantara Surga dan Neraka, atau masuk Neraka dulu lalu kemudian masuk Surga, tapi tidak kekal atau tidak selamanya.
Atas persoalan diatas, yang benar adalah, dia akan masuk atau hidup di alam kehidupan yang sesuai dengan perilakunya semasa hidup di dunia, semasa hidup sebelumnya. Setelah itu dia akan meninggal lagi, kemudian akan masuk ke alam yang lainnya lagi, yang sesuai. Sampai kapan? Jika bapak, ibu, saudara dan saudari ingin tahu, maka ikuti saja terus uraian di tulisan-tulisan saya berikutnya.
Neraka adalah alam penderitaan, ada banyak tingkatannya, sedangkan Surga adalah alam kebahagiaan atau alam Dewa, juga banyak macamnya. Alam kehidupan itu tidak hanya ada tiga, yaitu alam Dunia, alam Neraka & alam Surga saja, melainkan banyak sekali, logikanya adalah agar bisa menampung kehidupan makhluk-makhluk yang beraneka ragam kelakuannya itu setelah mereka meninggal. Manusia dan makhluk lain setelah meninggal akan terlahir kembali di alam yang sesuai dengan kelakuan, sesuai raport atau sesuai konduite di hidup sebelumnya.
Seluruhnya ada 31 golongan alam kehidupan.  Angka 31 itu adalah jumlah pengelompokan atau penggolongan alam, berdasarkan kriteria tertentu.  Tentang alam-alam kehidupan ini, adalah berdasarkan pembabaran sang Guru Agung Manusia & Dewa yang mampu beliau lihat, beliau saksikan, alami dan beliau kunjungi sendiri, sehingga dapatlah disebut kebenaran.
Jika spiritual kita telah mencapai tingkat Arahat, maka kitapun bisa menyaksikan keberadaan alam-alam tersebut. Arahat adalah manusia yang telah berhasil mencapai penerangan sempurna (enlightened), adalah pencapaian spiritual (kesucian) tertinggi dari seorang manusia, hasil dari berlatih meditasi secara benar, tekun, serius dan berkesinambungan.
Manusia (makhluk lain) tidak akan terlahir kembali, untuk hidup di alam tertentu, setelah berhasil mencapai Arahat. Seorang Arahat itu telah terbebas dari kekotoran batin (nafsu-nafsu indria), sehingga tidak akan terlahir kembali di alam manapun, karena telah mencapai kesucian sempurna 100%, bebas dari nafsu-nafsu indria, alasan untuk bisa terlahir kembali sudah tidak ada, dan beliau dikatakan telah mencapai Nibbana, telah merealisasi Nibbana meskipun belum meninggal, kalau sudah meninggal maka disebut Parinibbana. Nibbana itu bukan alam kehidupan, mencapai Nibbana itu berarti telah padam, mencapai kebahagiaan yang hakiki selamanya (Kebahagiaan Non Inderawi). Kenapa kebahagiaan hakiki dan selamanya? Karena dasarnya atau penyebabnya adalah kesucian yang murni (padam) selamanya.

Berbuat baik.



Berbuat baik itu tidak sia-sia, banyak orang lain senang. Tidak ada yang bisa mencelakakan orang baik, siapapun itu. Jika celaka, itu adalah buah dari perbuatan buruknya dimasa lalu. Perbuatan baiknya belum berbuah. Ibarat menanam pohon mangga, berbuahnya tidak secepat pohon pisang. Kalau kita berbuat baik, orang lain akan senang, kitapun menjadi senang karenanya, dan keadaan / lingkungan juga menjadi senang (baik). Dari satu sisi, hal itu dapat dikatakan, bahwa perbuatan baik akan menghasilkan kebaikan (kebahagiaan). Masih banyak sisi-sisi yang lain, kalau berbuat baik itu akan menghasilkan kebaikan atau kebahagiaan. Kalau dalam hidup ini kita banyak berbuat baik, maka setelah mati nanti kita akan berada di alam yang baik, ini adalah salah satu dari sisi yang lain tersebut diatas. Kesimpulan : Di alam semesta ini berlaku hukum sebab-akibat, hukum tabur-tuai atau hukum karma, dan ini adalah kenyataan. Kalau anda kurang percaya, atau kurang yakin atas kebenaran tulisan ini, silahkan belajarlah terus. Belajar teori, yang paling mudah adalah menggunakan internet. Belajar praktek, silahkan menemui praktisi Dhamma (Bhikkhu, Bhikkhuni, di Vihara-vihara, adalah para pertapa jaman now).

Sabtu, 08 September 2018

Hati & Pikiran.

 
Keadaan yang kita alami bukanlah hal yang menjadikan kita bahagia atau menderita. Pikiran & kualitas hati kitalah penyebabnya.

Mempelajari Ilmu Kesunyataan adalah mempelajari Bunga & Rumput Liar di taman hati, supaya kita tidak keliru menyiraminya.