Tidak ada inti diri (bagian dari diri) yang tetap, selalu berubah. Sehingga
yang disebut “Aku” itu tidak ada. Sakit jasmani itu bukan “Sakit-ku”, karena
yang disebut “Aku” itu sebenarnya tidak ada. Tubuh bisa sakit, tapi itu bukan
siapa kita yang sebenarnya.
Gambar bagian bawah :
Kalau kita bisa menerima kenyataan dan melepaskan rasa memiliki terhadap tubuh, batin kita bisa damai. Kita bisa tetap bahagia walau tubuh sakit.
Kesimpulan :
Dengan memahami Anatta (tidak ada “Aku”), kita belajar bahwa tubuh hanyalah bagian dari kehidupan, bukan “Aku”. Kalau kita tidak melekat, kita bisa lebih ringan, lebih damai, dan lebih bahagia.
Gambar bagian bawah :
Kalau kita bisa menerima kenyataan dan melepaskan rasa memiliki terhadap tubuh, batin kita bisa damai. Kita bisa tetap bahagia walau tubuh sakit.
Kesimpulan :
Dengan memahami Anatta (tidak ada “Aku”), kita belajar bahwa tubuh hanyalah bagian dari kehidupan, bukan “Aku”. Kalau kita tidak melekat, kita bisa lebih ringan, lebih damai, dan lebih bahagia.